Materi 1: Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum Terkini


Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pemaparan tersebut kurikulum mempunyai kedudukan sentral dan strategis dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terkini yang merupakan pengganti kurikulum KTSP. Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman. Perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 karena adanya beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut:
1.    Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi yang keleluasaan dan kesukarannya melampaui perkembangan usia anak.
2.    Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, keterampilan dan sikap).
3.    Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran konstruktifisik, keseimbangan “soft skill” dan “hard skill”, serta jiwa kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam kurikulum.
4.    Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
5.    Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran secara rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
6.    Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala.

Landasan Pengembangan Kurikulum 2013.
Pengembangan kkurikulum 2013 didasari secara filosofis, yuridis, dan konseptual sebagai berikut :
1.    Landasan Filosofis
a.    Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
b.    Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
2.    Landasan Yuridis.
a.    RPJMM 2010-2014 ssektor pendidikan, tentang perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.
b.    PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c.     INPRES Nomor 1  tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.
3.    Landasan Konseptual.
a.    Relevansi pendidikan (link and match).
b.    Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter.
c.     Pembelajaran Kontekstual (contextual teaching and learning)
d.    Pembelajaran Aktif (student active learning)
e.    Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.

Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013.
Melalui pngembangan kurikulum 2013 kiita akan menghasilkan insan yang : produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap , keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dlam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kopetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman dalam konsep yang dipelajarinya.
Mengacu pada UU No.20 Tahun 2003, bagian umum dikatakan bahwa: “strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi: .........,2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,.......” dan pada penjelasan Pasal 35, bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.” Maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk “melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

Pada kurikulum 2013 dalam pembuatan perangkat pembelajaran harus didasarkan pada empat komponen penyusun utama yaitu:
1. Pengertian PPK
            PPK merupakan singkatan dari penguatan pendidikan karakter yang memiliki arti sebagai suatu gerakan yang mencerminkan pendidikan yang berkarakter dengan harapan dapat memperkuat karakter para peserta didik melalui harmonisasi olah hati,olah rasa,olah pikir dan olah raga yang dikembangkan secara bersama-sama baik dalam satuan pendidikan, keluarga, serta masyarakat.
Penguatan pendidikan karakter bertujuan untuk membangun dan membekali peserta didik yang merupakan generasi emas Indonesia di tahun 2045 dalam menghadapi dinamika perubahan di masa depan, selain itu dengan PPK juga dapat mengembangkan platform pendidikan nasional yang menjadikan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan memperhatikan keberagaman budaya yang ada di deluruh wilayah Indonesia.
2. Pengertian Literasi
            Literasi  merupakan suatu kegiatan yang dilakukan baik perorangan maupun secara bersama-sama dalam hal mengakses, memahami dan menggunakan seseatu melalui aktivitas membaca, menulis, melihat, menyimak dan berbicara.
Membaca  merupakan salah satu kegiatan berliterasi untuk mengasah keterampilan berbahasa dalam proses pembelajaran, karena dengan membaca peserta didik dapat memperoleh informasi. Literasi tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah.
3. Pengertian HOTS
            HOTS merupakan singkatan dari higher order thinking skills yang artinya adalah kemampuan berpikir kritis,logis,dan kreatif yang merupakan cara berfikir tingkat tinggi yang terdiri atas kemampuan menganalis,mengevaluasi dan mencipta.
Setiap jenjang HOTS memiliki kemampuan yang berbeda seperti pada kemampuan menganalisis yang artinya dapat mengelompokkan serta memilih informasi sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Pada kemampuan mengevaluasi artinya mampu untuk menentukan kesesuaian antara masalah yang terjadi dan dapat menyelesaikan suatu masalah dengan baik. Pada kemampuan mencipta artinya mampu membuat,mendesain dan mengembangkan suatu produk sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
4. Pengertian 4C
            4C merupakan singkatan dari Communication, Collaboration, Critical Thinking and problem solving, dan Creativity and Innovation.
- Komunikasi merupakan suatu kegiatan berbagi informasi baik yang dilakukan secara lisan maupun secara tertulis. Tidak semua orang dapat melakukan komunikasi dengan baik dimana terkadang ada orang yang dapat berinteraksi atau menyampaikan sesuatu secara lisan dan tidak dapat menginformasikannya secara tertulis begitu juga sebaliknya ada orang yang dapat menyampaikan informasi hanya secara tertulis saja dan tidak bisa menyampaikannya secara lisan.
- Kolaborasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam hal bekerja untuk melakukan sesuatu sesuai tanggung jawab bersama sehingga dapat menghasilkan pencapaian dan tujuan yang sesuai dengan yang diharapkan.
- Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah merupakan kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit dan menemukan solusi dari permasalahan tersebut melalui berbagai cara sehingga dapat memberikan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan.
- Kreativitas dan inovasi merupakan suatu kemampuan dalam menyampaikan,mengembangkan dan menciptakan gagasan-gagasan baru sehingga dapat menghasilkan suatu penemuan baru yang memiliki nilai tinggi dalam hasil yang di peroleh.
Kreativitas dan inovasi sangat di perlukan dalam dunia pendidikan agar peserta didik mampu untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Permasalahan
1.    Berdasarkan pemaparan diatas pada kurikulum yang diterapkan saat ini yaitu kurikulum 2013, apakah pengembangannya sudah sesuai dengan tingkat kemapuan peserta didik di Indonesia saat ini yang harus menuntut PPK, Literasi, HOTS dan 4C? berikan pendapat anda !
2.    mengapa dengan dikembangkannya kurikulum 2013 yang sekarang yang sudah jauh lebih baik, kualitas dan mutu pendidikan terkesan masih rendah ?
3.    Berikan pendapat anda bagaimanakah bila penerapan kurikulum 2013 saat ini dikembalikan ke KTSP 2006 ?

Komentar

  1. Menurut dian. Pengembangan atau perubahan kurikulumnya sudah sesuai dengan apa yg dituntut kepada siswa ataupun mahasiswa (hots, 4c,dll) karena kurikulum itu di buat sesuai standar kompetensi lulusan . Hanya saja dalam penggunaan nya saja blum sesuai atau tidak sampai ke sasaran yang ingin di capai sesuai yg telah di kembangkan tadi. Karena pengembangan atau perubahan kurikulum mempunyai tujuan dan target yg ingin di capai. Mengingat kurikulum sebelumnya belum maksimal. Maka dari itu perlu di lakukan pengembangan kurikulum setiap tahunnya atau bersifat siklus. Untuk mengoreksi pengalaman seluruh peserta didik dan guru dalam melaksanakan pembelajaran menjadi lebih baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat dengan dian bahwa Pengembangan atau perubahan kurikulumnya sudah sesuai dengan apa yg dituntut kepada siswa ataupun mahasiswa (hots, 4c,dll) karena kurikulum itu di buat sesuai standar kompetensi lulusan . Hanya saja dalam penggunaan nya saja blum sesuai atau tidak sampai ke sasaran, bagaimana cara kita meminimalisir hal tersebut?

      Hapus
  2. saya akan menjawab pertanyaan nomor 3. yaitu bagaimana jika kurikulum 2013 kita kembalikan ke KTSP 2006. Pengembangan kurikulum memiliki arti perubahan yang alasannya meliputi perubahan kehidupan dan perkembangan IPTEK. Sedangkan kurikulum sendiri merupakan program, rencana atau isi pelajaran yang diajarkan dan pembelajaran adalah bagaimana cara penyampaian apa yang diajarkan itu (metode, tindakan belajar mengajar, presentasi). Sehingga jika kita mengembalikan kurikulum sebelumnya berarti tidak sesuai karena perkembangan zaman dan teknologi saat ini semakin maju. Hal ini lah yang banyak negara-negara maju mencoba untuk melakukan reformasi pendidikan di bidang kurikulum yang disesuaikan dengan perubahan realitas dan penyelarasan dengan budaya lokal, sehingga daerah-daerah otonomi lebih memiliki tanggung jawab untuk mengelola sumberdaya pendidikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa contohnya pada negara-negara maju mencoba untuk melakukan reformasi pendidikan di bidang kurikulum yang disesuaikan dengan perubahan realitas dan penyelarasan dengan budaya lokal, sehingga daerah-daerah otonomi lebih memiliki tanggung jawab untuk mengelola sumberdaya pendidikan, apakah hal ini dapat diterpakan di Indonesia?

      Hapus
  3. Baiklah menurut Rini, dengan dikembangkannya kurikulum 2013 yang sekarang yang sudah jauh lebih baik namun kualitas mutu dan pendidikan masih rendah ini tergantung dari manusia nya itu sendiri, karna pemerintah sudah berusaha mengembangkan kurikulum dari masa kemasa dengan berbagai perubahan yang lebih baik dan diharapkan juga kualitas yang dihasilkan juga lebih baik dari yang sebelumnya namun pada kenyataan nya sekarang kualitas mutu dan pendidikan masih rendah karna hampir sebagian pendidik tau teori namun tidak diaplikasikan kelapangan sehingga hasil yang diperoleh pun masih rendah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa dikembangkannya kurikulum 2013 yang sekarang yang sudah jauh lebih baik namun kualitas mutu dan pendidikan masih rendah ini tergantung dari manusia nya itu sendiri, bagaiamana solusi mengatasinya?

      Hapus
  4. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 1, saya setuju dengan yang dian katakan mengenai perevisian kurikulum sudah sesuai dengan peserta didik di Indonesia karena kurikulum itu di buat sesuai standar kompetensi lulusan. Pastinya kurikulum itu dibuat setelah melakukan proses observasi dan mengambil beberapa sampel dari populasi peserta didik yang ada di Indonesia. Sehingga cukup mewakilkan untuk dapat diterapkannya kurikulum yang juga menerapkan keterampilan abada 21 ini. Walaupun ada sebagian peserta didik yang masih belum bisa mengusai keterampilan tersebut. Lagi-lagi kita harus kembali kepada psikologis siswa, yang mana apabila siswa memiliki kemampuan yang dibawah rata-rata kita harus menyederhanakan metode pembelajaran yang akan diajarkan namun tetap mengadopsi keterampilan abad 21.

    Saya akan menjawab pertanyaan nomor 3, pertama kita harus mengetahui dulu apa yang menjadi pembeda K13 dengan KTSP 2006. Salah satu pembedanya adalah K13 menekankan pada keterampilan afektif, psikomotor dan kognitif sedangkan KTSP 2006 menekankan kepada pengetahuan (kognitif). Di era globalisasi ini, tentunya segala pembaharuan di dunia sangat cepat diketahui dan otomatis secara cepat dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku pada peserta didik. Saya ambil satu kasus, dimana saat ini informasi telah berkembang melalui dunia maya maka peserta didik lebih sering mengadopsi gaya kehidupan dunia barat dan tentunya kurang cocok di sandingkan dengan budaya kehidupan di Indonesia. Maka dengan adanya kurikulum 2013 disini dapat membantu mendidik karakter siswa pada keterampilan afektif dimana dijaman ini sudah semakin kurangnya sopan santun antar sesama manusia. Jadi menurut pendapat saya, kurikulum 2013 tetap digunakan karena pengaruh global yang mengharuskan K13 diterapkan. Tapi apabila K13 masih belum bisa efektif maka mungkin bisa dilakukan revisi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa kurikulum 2013 tetap digunakan karena pengaruh global yang mengharuskan K13 diterapkan tapi apabila K13 masih belum bisa efektif maka mungkin bisa dilakukan revisi. bagaiamana revisi ini dilakukan secara menyeluruh atau seprti apa?

      Hapus
  5. pertanyaan 1. menurut saya pengembangannya sudah cukup baik. akan tetapi, penerapannya yang belum optimal. hal ini dikarenakan banyaknya pihak yang belum mengerti istilah-istilah HOTS, PKK, 4C, dan bagaimana K13 ini terlaksana di sekolah maupun di ruang lingkup masyarakat. perlu adanya sosialisasi kepada para orang tua atau kuliah umum/penataran bagi guru untuk mengetahui K13 ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pertanyaan 3. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Nah, jika KTSP digunakan pada era sekarsng tentu siswa akan mengalami kemunduran dalam berpikir, selalu disuapi dan penggunaan KTSP ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang menginginkan setiap individu warga negara Indonesia bersikap aktif, kreatif, inovatif.

      Hapus
    2. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa jika KTSP digunakan pada era sekarsng tentu siswa akan mengalami kemunduran dalam berpikir, selalu disuapi dan penggunaan KTSP ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang menginginkan setiap individu warga negara Indonesia bersikap aktif, kreatif, inovatif. namun pada faktanya jusru siswa sendirilah yang belum mampu dalam berpindah dari KTSP menjadi K13, menurut anda bagaimana solusinya ?

      Hapus
  6. saya sependapat dengan @tri haryati dan @Rina Tambunan untuk perubahan kurikulum K13 ke KTSP saat ini tidak memungkinkan karena Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
    apa lagi K13 ini terus dilakukan revisi dengan perkembangan zaman IPTEK.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa urikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan K13 ini terus dilakukan revisi dengan perkembangan zaman IPTEK. bagaiamana revisi ini dilakukan secara menyeluruh atau seperti apa?

      Hapus
  7. Untuk pertanyaan pertama, intinya bukan masalah sesuai atau tidak. Namun, seiring dengan kemajuan zaman dan meningkatnya pengetahuan di bidang IPTEK, mau tidak mau, suka tidak suka kita harus harus mampu mengikuti perkembangan tersebut. Kurikulum 2013 diharapkan mampu menjadi pedoman pelaksanaan pengembangan tersebut pada setiap tingkat satuan pendidikan. Secara tidak langsung, baik guru maupun siswa akan berusaha untuk memaksimalkan diri dalam proses implementasi kurikulum 2013 demi meningkatkan hasil pendidikan di Indonesia pada umumnya dan pada setiap tingkat satuan pendidikan pada khususnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa Kurikulum 2013 diharapkan mampu menjadi pedoman pelaksanaan pengembangan tersebut pada setiap tingkat satuan pendidikan. Secara tidak langsung, baik guru maupun siswa akan berusaha untuk memaksimalkan diri dalam proses implementasi kurikulum 2013, namun faktanya dilapangan tidak begitu, bagaiamana solusinya?

      Hapus
  8. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 2 yakni mengapa dengan dikembangkannya kurikulum 2013 yang sekarang yang sudah jauh lebih baik, kualitas dan mutu pendidikan terkesan masih rendah ?
    karena pada dasarnya untuk mencapai kualitas tersebut guru, sekolah dan pemerintah serta siswa harus bersinergi dan mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, sedangkan kita tahu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan itu membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan yang dilakukan sebelumnya contohnya, pada kurikulum sebelumnya guru mengajarkan siswa dengan metode ceramah saja, siswa hanya mendapatkan ilmu kebanyakan hanya bersumber dari "apa kata guru"nya saja, tapi sekarang, guru dituntut mengajar dengan berorientasi pada siswa(student centered oriented) sehingga siswa harus menyesuaikan diri dengan hal tersebut, tidak lagi belajar hanya berdasarkan penjelasan guru tetapi mencari tahu dari berbagai umber yang relevan lainnya. nah penyesuaian ini yang sulit, dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan hal tersebut. dan guru pun dituntut selalu berinovasi dan kreatif dalam me manage kelas, mencari model yang dapat meningkatkan thinking skill siswa sehingga perlahan tapi pasti kualitas pendidikanpun akan meningkat

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa dasarnya untuk mencapai kualitas tersebut guru, sekolah dan pemerintah serta siswa harus bersinergi dan mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, sedangkan kita tahu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan itu membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan yang dilakukan. namun faktanya dilapangan tidak begitu, bagaiamana solusinya?

      Hapus
  9. Saya ingin mencoba menjawab permasalahan yang kedua,
    Untuk mencapai kualitas dan mutu pendidikan yang baik guru harus mampu menyesuaikan diri dengan adanya perubahan kurikulum terlebih dahulu, kemudian mampu menerapkannya dengan baik dan pastinya didukung pula oleh fasilitas di sekolah serta dukungan dari pemerintah daerah. Pada saat ini kita masih dalam tahap penyesuaian dalam penerapan k13, tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, masih dalam proses penerepan dan selalu melakukan evaluasi serta pembaharuan dalam setiap pelaksanaanya. Menurut saya saat ini kualitas dari k13 sudah terlihat, hanya saja mungkin memang tampaknya saja kualitas masih rendah, namun pada sisi lain sudah sangat lihat jelas perubahan yang dapat kita lihat dalam pelaksanaan k13 jika dibandingkan perbedaan hasilnya dari kurikulum ktsp. Dimana pada ktsp siswa pasif menerima apa adanya materi dari guru saja, sedangkan kurikulum 2013 siswa sudah mulai aktif dan berani menyampaikan pendapat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa pada ktsp siswa pasif menerima apa adanya materi dari guru saja, sedangkan kurikulum 2013 siswa sudah mulai aktif dan berani menyampaikan pendapat. namun faktanya dilapangan tidak begitu, bagaiamana solusinya?

      Hapus
  10. mengapa dengan dikembangkannya kurikulum 2013 yang sekarang yang sudah jauh lebih baik, kualitas dan mutu pendidikan terkesan masih rendah ? ketidaksiapan pendidik,peserta didik dan elemen kependidikan bisa menjadi salah satu alsan kenapa mtu pendidikan masih rendah. selain itu adanya ketimpangan antara sarana dan prasarana antara didesa dan dikota juga menjadi salah satu penyebabnya, dimana tolak ukurnya sama, yakni ujian nasional. pesatnya kemajuan teknologi yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku kependidikan juga bisa menjadi bumerang sendiri bagi mereka, siswa yang cenderung menggunakan teknologi untuk hal-hal negatif bisa menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan tersebut.
    Berikan pendapat anda bagaimanakah bila penerapan kurikulum 2013 saat ini dikembalikan ke KTSP 2006 ? kurikulum yang sudah berjalan saat ini yakni kurikulum 2013,, jika dikembalikan ke 2006, pada sekolah yang masih menggunakan KTSP, tentu mereka tidak melakukan perubahan berarti. Sedangkan yang sudah melaksanakan kurikulum 2013, tentu mereka harus berbenah kembali ke kurikulum 2006. tapi akan sedikit lebih mudah, karena sudah pernah diterapkan. namun pendapat saya pribadi, saya tidak setuju dengan peralihan ini, dikarenakan kurikulum yag berlaku sekarang sdh sesuai dengan perkembangan zaman. hanya saja perlu optimalisasi berbagai bidang agar kurikulum ini dapat dilaksanakan dengan baik. terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa kurikulum yang sudah berjalan saat ini yakni kurikulum 2013 sdh sesuai dengan perkembangan zaman. hanya saja perlu optimalisasi berbagai bidang agar kurikulum ini dapat dilaksanakan dengan baik. namun pada faktanya jusru siswa sendirilah yang belum mampu dalam berpindah dari KTSP menjadi K13, menurut anda bagaimana solusinya ?

      Hapus
  11. Rahmah Widia:
    Menanggapi pertanyaan pertama dimana pada kurikulum yang diterapkan saat ini yaitu kurikulum 2013, apakah pengembangannya sudah sesuai dengan tingkat kemapuan peserta didik di Indonesia saat ini yang harus menuntut PPK, Literasi, HOTS dan 4C? berikan pendapat anda !

    Menurut pendapat saya kegiatan pembelajaran harusnya menggunakan prinsip yang
    berpusat pada peserta didik,mengembangkan kreativitas peserta didik,menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, danmenyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
    Pada suatu kegiatan belajar-mengajar, siswa diajak untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi-informasi yang kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa (konstruktivisme).

    Intinya, kurikulum yg di buat sudah seharusnya sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik .

    Dimana siswa adalah subjek yang mempunyai kemampuan aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu kegiatan belajar tentunya merupakan kesempatan yang diberikan kepada siswa agar dapat mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Siswa penting untuk selalu dipicu untuk belajar memecahkan masalah (problem solving), menemukan sesuatu (discovery learning), dan belajar mewujudkan ide-ide yang dimilikinya sehingga mereka akan betul-betul memahami dan dapat menerapkan pengetahuan.

    Pada suatu kegiatan pembelajaran, gurulah yang memfasilitasi proses di atas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa kegiatan pembelajaran harusnya menggunakan prinsip yang berpusat pada peserta didik,mengembangkan kreativitas peserta didik,menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, danmenyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. namun faktanya dilapangan tidak begitu, bagaiamana solusinya?

      Hapus
  12. saya sependapat dengan teman-teman mengenai permaslahan mengapa dengan dikembangkan kurikulum 2013 yang sekarang sudah jauh lebih baik, kualitas pendidikan terkesan masih rendah?
    Hal ini tentunya banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya bisa berasal dari ketidak siapan pendidik dalam mengiplementasikan pembelajaran sesuai dengan tuntutan K13 yang lebih menekankan kepada siswa yang lebih aktif, dapat juga berasal dari ketidak siapan siswa dalam proses pembelajaran (faktor sosial siswa) ataupun fasilitas disekolah yang kurang mendukung efektifitasnya suatu kurikulum dapat tercapai. Untuk menghasilkan suatu peserta didik yang bermutu mampu berpikir kritis dalam menyelsaikan masalah, kreatif dan inovatif, mampu bekerja sama dan mengkomukasikan pemikirannya, ini dapat tercapai dengan baik jika tenaga pendidik juga memiliki kemampuan yang demikian. Fasilitas yang ada jika mampu dikemas oleh seorang pendidik dengan baik yang mampu diterima oleh siswa dalam suatu proses pembelajaran maka dapat meningkatkan mutu/kualitas dari suatu pendidikan itu sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa Untuk menghasilkan suatu peserta didik yang bermutu mampu berpikir kritis dalam menyelsaikan masalah, kreatif dan inovatif, mampu bekerja sama dan mengkomukasikan pemikirannya, ini dapat tercapai dengan baik jika tenaga pendidik juga memiliki kemampuan yang demikian. Fasilitas yang ada jika mampu dikemas oleh seorang pendidik dengan baik yang mampu diterima oleh siswa dalam suatu proses pembelajaran maka dapat meningkatkan mutu/kualitas dari suatu pendidikan itu sendiri. namun faktanya dilapangan tidak begitu, bagaiamana solusinya?

      Hapus
    2. Ya, kita slalu brbicara realita.
      Realita ini adalh bentuk implementasiny, k13 slalu di perbaiki, lalu bagsimn dengn pndidikny? Apkah juga diperbaiki?
      Y jka masalh trdapat pada implemntasi, dan salh satu pihak yg sngat pnting yaitu pendidik, mka lakuknlh pembekalan bertahap terhadap pndidikny, shingga ia mnjadi lebi ahli d bidangny.

      Hapus
  13. Saya akan menjawab pertanyaan 2 :
    mengapa dengan dikembangkannya kurikulum 2013 yang sekarang yang sudah jauh lebih baik, kualitas dan mutu pendidikan terkesan masih rendah ?
    Menurut pendapat saya kualitas dan mutu pendidikan terkesan masih rendah dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana belajar, ketidaksiapan pendidik dalam mengiplementasikan pembelajaran sesuai dengan tuntutan K13 dan ketidaksiapan siswa dalam proses pembelajaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa kualitas dan mutu pendidikan terkesan masih rendah dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana belajar, ketidaksiapan pendidik dalam mengiplementasikan pembelajaran sesuai dengan tuntutan K13 dan ketidaksiapan siswa dalam proses pembelajaran. apa solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasinya?

      Hapus
  14. Menanggapi permasalahan pertama,
    apakah perkembangan K13 sudah sesuai dengan tingkat kemapuan peserta didik di Indonesia saat ini yang harus menuntut PPK, Literasi, HOTS dan 4C?
    Pada dasarnya tingkat / kemampuan pesera didik di Indonesia cukup tinggi sehingga sudah seyogyanya dituntut penerapan PPK, 4C dan program Literasi sekolah. Karena hal ini merupakan suatu pembiasaan yang harus diterapkan dalam upaya untuk lebih memaksimalkan kemampuan dasar peserta didik yang sudah ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa Pada dasarnya tingkat / kemampuan pesera didik di Indonesia cukup tinggi sehingga sudah seyogyanya dituntut penerapan PPK, 4C dan program Literasi sekolah. Karena hal ini merupakan suatu pembiasaan yang harus diterapkan dalam upaya untuk lebih memaksimalkan kemampuan dasar peserta didik yang sudah ada. namun faktanya dilapangan tidak begitu, bagaimana solusi yang dapat diberikan?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi 5: Prinsip Desain Sistem Pembelajaran

Materi 9: Tren Internet of Thing dalam Pembelajaran Kimia

Materi 14: Inovasi Sintak Model Pembelajaran Learning Cycle (5E) dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif