Materi 2: Komponen-Komponen Pokok Kurikulum


Komponen merupakan satu susunan dalam sistem Komponen komponen yang membebtuk sistem kurikulum adalah: komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi dan komponen evaluasi. Setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain, manakala tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum akan terganggu pula.
1.     Komponen Tujuan
Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia, hampir di setiap negara telah mewajibkan para warganya untuk mengikuti kegiatan pendidikan, melalui berbagai ragam teknis penyelenggaraannya, yang disesuaikan dengan falsafah negara, keadaan sosial-politik kemampuan sumber daya dan keadaan lingkungannya masing-masing. Kendati demikian, dalam hal menentukan tujuan pendidikan pada dasarnya memiliki esensi yang sama.
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut oleh masyarakat. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang paling umum sampai tujuan khusus dan dapat diukur, yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
a.    Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan.
b.    Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didefenisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu.
c.    Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.dapat diartikan sebagai suatu kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
d.    Tujuan Instruksional atau tujuan pembelajaran (TP) kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional, bahwa : ” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”..
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
a.    Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b.    Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c.    Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2.     Komponen Isi Kurikulum
Isi berkaitan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Untuk menentukan isi kurikulum tersebut harus disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, disamping juga tidak terlepas dari kaitannya dengan kondisi peserta didik (psikologi anak) pada setiap jenjang pendidikan tersebut.
Kriteria pemilihan isi kurikulum dapat mempertimbangkan sebagai berikut:
a.      Sesuai tujuan yang ingin dicapai
b.      Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
c.       Bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
d.      Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3.    Komponen Metode/ Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimana bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka maka tujuan itu tidak mungkin dapat tercapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat diatas, T. Rajakoni mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari kedua pengertian diatas, ada dua hal yang patut kita cermati. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan atau strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah – langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dinamakan metode. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa jadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving something.
Istilah lain juga yang memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approach) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approach). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inquiry serta strategi pembelajaran induktif. Dengan demikian, istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
4.    Komponen Evaluasi
Penilaian (Evaluasi) kurikulum meliputi semua aspek batas belajar. Menurut Schwartz dan kawan – kawannya, penilaian adalah suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman. Syarat – syarat umum evaluasi adalah penilaian yang harus dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut :
a.    Memiliki validitas, artinya evaluasi harus benar – benar mengukur apa yang hendak diukur.
b.    Mempunyai realibiltas, menunjukkan ketetapan hasilnya. Dengan kata lain, orang yang akan dites itu akan mendapat skor yang sama bila dites kembali dengan alat uji yang sama
c.    Efisiensi, suatu alat evaluasi sedapat mungkin dipergunkan tanpa membuang waktu dan uang banyak.
d.    Kegunaaan/kepraktisan, alat evaluasi harus berguna. Yaitu untuk memperoleh keterangan tentang siswa.

Permasalahan :
1.    Dari penjelasan diatas setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain, manakala tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum akan terganggu pula. Namun seiring berjalannya waktu dengan adanya kemajuan zaman dan perkembangan IPTEK apakah dari ke empat komponen pokok kurikulum tersebut dapat bertambah ataupun berkurang? Dan apa dampak yang akan timbul bila hal tersebut terjadi?
2.    Pada pengembangan kurikulum dalam komponen strategi telah dilakukan penyusunan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, namun ternyata setelah pengimplementasian strategi tersebut hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut pendapatmu apa yang harus dilakukan guru bila hal itu terjadi ?
3.    Dari komponen kurikulum khususnya pada komponen evaluasi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk  dapat dijadikan sebagai alat penilaian yaitu memiliki validitas, reliabilitas, efisien dan praktis, namun bila dilihat saat ini karena disebabkan satu dan lain hal sebagian besar guru belum lah memiliki alat penilaian yang memenuhi syarat tersebut. menurut pendapatmu apakah alat penialaian ini tetap dapat digunakan untuk menilai kompetensi siswa ?

Komentar

  1. menurut saya tidak berkurang, malah dengan kemajuan teknologi komponen-komponen tersebut semakin mudah direalisasikan dalam pembelajaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapannya, bila ternyata dikemudian hari dengan kemajuan teknologi tersebut ternyata ada komponen yang tidak sesuai lagi dengan kurikulum di Indonesia, apakah akan tetap dipertahankan dan tidak dikurangi?

      Hapus
    2. saya setuju dengan pendapat tri, dengan majunya teknologi saat ini maka komponen kurikulum bisa saja bertambah namun tidak mungkin berkurang, tetapi tetap melihat sisi relevansinya dan kebutuhannya.
      untuk pertanyaan lanjutan, 4 komponen kurikulum itu adalah 4 komponen dasar yang harus ada dalam proses pengembangan kurikulum maka dari itu pengurangan komponen saya rasa kemungkinannya akan kecil

      Hapus
  2. untuk pertanyaan nomor 2 kita bisa lakukan evaluasi terhadap strategi, model maupun pendekatan yang kita ajarkan. sekaligus lihat kondisi kelas mungkin pada saat itu siswa mengalami problematika dalam dirinya yang menyebabkan terhambatnya belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapannya, memang benar permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara mengevaluasi terhadap strategi yang digunakan. namun pada nyataannya kita tidak dapat menutup mata bahwa sebagian besar guru tidak melakukan hal tersebut sehingga strategi yang digunakan tetap dipaksakan walaupun tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran, menurutmu bagaimana bila hal itu tetap terjadi?

      Hapus
    2. berarti guru itu cuek dan tidak mau repot

      Hapus
    3. benar yang disampaikan oleh tri untuk pertanyaan nomor 2 bahwa kita bisa melakukan evaluasi terhadap strategi, model maupun pendekatan yang kita gunakan dalam pembelajaran dan sekaligus mengamati kondisi kelas (observasi). Bisa jadi pada saat itu siswa mengalami problematika dalam dirinya yang menyebabkan terhambatnya kegiatan belajar siswa tersebut yang mana kegiatan belajar meliputi : minat, motivasi, kreativitas, dan juga daya pikir

      Hapus
    4. terima kasih atas tanggapannya kaka nelly namun bila guru tidak melakukan hal tersebut sehingga strategi yang digunakan tetap dipaksakan walaupun tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran, menurutmu bagaimana bila hal itu tetap terjadi?

      Hapus
  3. Menurut dian komponen tidak berubah atau berkurang hanya saja di dalam setiap komponen itu ada gagasan baru yang ingin di upgrade yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Misalnya pada komponen isi materi, melihat perkmbngan skrng makin banyaknya media pembelajaran yang canggih maka bisa saja dalam mencapai kesuksesan kurikulum tersebut bisa menggunakan media pembelajaran.

    Menanggapi nomor 2 mungkin dalam menggunakan strategi tidak di implementasikan dengan Metode dan juga tidak dilaksanakan dengan pendekatan sehingga apa yg di terapkan itu tidak sesuai dengan apa yg di harapkan. Dalam penyusunan kurikulum kita tidak bisa cuma menyusun strategi saja tanpa adanya cara untuk mencapai strategi yg sudah di susun. Dan untuk melaksanakan nya sesuai dgn metode tadi. Tentu kita harus memikirkan bagaimana agar kurikulum itu bisa tercapai sesuai dengan tujuan yaitu dengan namanya pendekatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya, apakah dikemudian hari bila menungkinkan karena perkembangan zaman pada materi isi tersebut terkait media pembelajaran dibuat komponen tersendiri?
      nah diatas tersebut saya bertanya bahwa guru membuat strategi dengan sedemikian rupa dengan menggunakan pendekatan ataupun metode tetapi ternyata tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut

      Hapus
    2. saya sependapat dengan dian, komponen tidak berubah atau berkurang hanya saja di dalam setiap komponen itu ada gagasan baru yang ingin di upgrade yang sesuai dengan perkembangan teknologi. mengikuti perkembangan teknologi dan tuntutan zaman.

      Hapus
  4. saya mencoba menjawab pertanyaan 1. dimana komponen pokok kurikulum ini menurut saya tidak akan berubah, melainkan isi dari komponen pokok tersebutlah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
    untuk pertanyaan 2 kembali lagi guru harus mengevaluasi semua variabel yang mungkin bisa mengganggu keterlaksanaan pembelajaran yang membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai. guru bisa melihat dari rpp, strategi/metode, bahan ajar, seperti apa yang digunakan
    tipe siswa di kelas, sarana dan prasarana, dll. jadi, kita harus lihat lagi ke awal dimana hal yang membuat kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapannya, untuk permasalahan nomor 1 jika memang komponen tidak akan berubah maka bagaimana jika isi dari suatu komponen sudah terlalu banyak dan akan lebih baik bila dilakukan pemecahan menjadi kpmponen baru, apakah hal tersebut tidak mungkin terjadi?
      selanjutnya untuk kedepannya memang harus dilakukan evaluasi untuk memperbaiki strategi yang sudah dibuat, lantas bagaimana dengan siswa yang telah diajarkan dengan strategi sebelumnya tersebut, apakah akan dibiarkan saja atau bagaimana?

      Hapus
  5. untuk pertanyaan nomor 3, setau saya alat evaluasi yang digunakan untuk menguji validitas, realibilitas, efisiensi, dan kepraktisan sudah bisa guru buat sendiri atau menggunakan software yang berada di internet. guru bisa mencari dengan mencocokkan jenis evaluasi yang akan diukur (non tes/tes).

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapannya, bila pengujia syarat evaluasi terssbut dapat dilakukan dengan menggunakan software, apakah setiap daerah dapat diberlakukan hal sama?

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Saya akan menanggapi permasalahan fira yaitu "seiring berjalannya waktu dengan adanya kemajuan zaman dan perkembangan IPTEK apakah dari ke empat komponen pokok kurikulum tersebut dapat bertambah ataupun berkurang? Dan apa dampak yang akan timbul bila hal tersebut terjadi?
    Menurut saya untuk komponen-komponen mungkin bisa saja berkurang, bertembah, atau berubah semua tergantung pada zaman, dan dampak yang akan timbul sesuai dengan tujuan dari perubahan yang dibuat. Tidak mungkin ada akibat tanpa sebab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapannya, biasa anda jelaskan lagi maksud dari dampak yang akan timbul sesuai dengan tujuan dari perubahan yang dibuat itu seperti apa, seandainya saja bila ada komponen yang dikurangi

      Hapus
  8. Menjawab permasalahan pertama, komponen kurikulum tidak akan berubah ataupun berkurang hanya saja di dalam setiap komponen-komponen kurikulum tersebut ada gagasan baru yang di perbaharui yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kecanggihan IPTEK, karna zaman selalu berkembang jika tidak diperbaharui makan akan ketinggalan zaman seperti prinsip kurikulum itu sendiri yaitu relevan, fleksibel, kontiniu, efektif, efisien dan praktis. contoh pada komponen isi materi, melihat perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK sekarang makin banyaknya media pembelajaran yang canggih yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran agar dapat tercapai tujuan pembelajaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapannya, jika memang komponen kurikulum tidak akan berubah maka jikalau isi dari suatu komponen sudah terlalu banyak dan akan lebih baik bila dilakukan pemecahan menjadi kpmponen baru, apakah menurut rini hal tersebut tidak mungkin terjadi?

      Hapus
  9. Berdasarkan pertanyaan nomor 1, saya memiliki pendapat lain yakni komponen kurikulum itu tidak berkurang dan tidak bertambah seiring berkembangnya kurikulum. Dari kurikulum 1947 sampai kurikulum 2013 memiliki komponen tujuan, isi/materi, metode, strategi, pendekatan, dan evaluasi (walaupun hanya tersirat) hanya saja yang membedakannya dari masa ke masa adalah pelaksanaan pada masing-masing komponen kurikulum itu sendiri. Di setiap revisinya komponen kurikulum semakin diperbaiki.

    Menjawab pertanyaan nomor 2, apabila dalam pengimplementasian strategi hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka yang harus dilakukan adalah melakukan evaluasi pada RP, materi, suasana kelas serta psikologis peserta didik yang diajarkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya, untuk permasalahan nomor 2 untuk kedepannya memang harus dilakukan evaluasi untuk memperbaiki strategi yang sudah dibuat, lantas bagaimana dengan siswa yang telah diajarkan dengan strategi sebelumnya tersebut, bukankah siswa-siswa tersebut tidak dapat mencapai kompetensimya dengan maksimal? apakah akan dibiarkan saja atau bagaimana?

      Hapus
  10. Menurut saya komponen dalam kurikulum tdk akan berkurang, tetapi dapat di evaluasi apakah bisa dalam penambahan makna dalam salah satu komponen nya seperti penjabaran masalah tujuan, materi dan metode yang dapat diaesuaikan dengan perkemabangan zaman yang ada skrg ini, jadi akan tetap di lihat keefisienan dan juga keterlaksanaan nya

    BalasHapus
  11. terima kasih atas tanggapannya, menurut kak widia bagaimana kita dapat melihat efesiensi dari keterlaksanaan komponen-komponen kurikulum tersebut, adakah alat ukurnya?

    BalasHapus
  12. Saya akan mencoba menjawab permasalahan pertama,
    Bahwa komponen tersebut sudah lengkap, untuk pengurangan saya rasa tidak, sedangkan untuk penambahan mungkin saja mengingat kurikulum perlu disesuaikan dengan kebutuhan,
    seperti yang diketahui komponen merupakan poin penting yang harus ada dalam sistem, masing-masing komponen kurikulum yang ada sampai saat ini juga sudah saling berintehrasi,terkait dan membentuk siklus yang tertata dengan baik, sehingga jika kurang satu komponen akan terjadi kesenjangan dan jika lebih tergantung penyesuaian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa komponen merupakan poin penting yang harus ada dalam sistem, masing-masing komponen kurikulum yang ada sampai saat ini juga sudah saling berintehrasi,terkait dan membentuk siklus yang tertata dengan baik, sehingga jika kurang satu komponen akan terjadi kesenjangan dan jika lebih tergantung penyesuaian.

      Hapus
  13. saya akan menjawab pertanyaan no.1 :
    Dari penjelasan diatas setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain, manakala tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum akan terganggu pula. Namun seiring berjalannya waktu dengan adanya kemajuan zaman dan perkembangan IPTEK apakah dari ke empat komponen pokok kurikulum tersebut dapat bertambah ataupun berkurang? Dan apa dampak yang akan timbul bila hal tersebut terjadi?
    Menurut pendapat saya komponen kurikulum yang ada sampai saat ini juga sudah saling berinteraksi,terkait dan membentuk siklus yang tertata dengan baik, sehingga jika kurang satu komponen akan terjadi kesenjangan dan jika lebih tergantung penyesuaian. komponen kurikulum itu tidak berkurang dan tidak bertambah seiring berkembangnya kurikulum. Dari kurikulum 1947 sampai kurikulum 2013 memiliki komponen tujuan, isi/materi, metode, strategi, pendekatan, dan evaluasi (walaupun hanya tersirat) hanya saja yang membedakannya dari masa ke masa adalah pelaksanaan pada masing-masing komponen kurikulum itu sendiri. Di setiap revisinya komponen kurikulum semakin diperbaiki. karna zaman selalu berkembang jika tidak diperbaharui makan akan ketinggalan zaman seperti prinsip kurikulum itu sendiri yaitu relevan, fleksibel, kontiniu, efektif, efisien dan praktis. contoh pada komponen isi materi, melihat perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK sekarang makin banyaknya media pembelajaran yang canggih yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran agar dapat tercapai tujuan pembelajaran.

    BalasHapus
  14. Saya sependapat dengan Kak Rini, yaitu "dengan majunya teknologi saat ini maka komponen kurikulum bisa saja bertambah namun tidak mungkin berkurang, tetapi tetap melihat sisi relevansinya dan kebutuhannya.
    untuk pertanyaan lanjutan, 4 komponen kurikulum itu adalah 4 komponen dasar yang harus ada dalam proses pengembangan kurikulum maka dari itu pengurangan komponen saya rasa kemungkinannya akan kecil", ya jika rumah tiangnya 4 kemungkinan akan menjadi 3 itu sangat kecil, bahkan klw perlu jdi 6 tiangnya agar bisa menahan beban lebih besar, beban ini merupakan permintaan perkembngan zaman yg terus terjadi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi 5: Prinsip Desain Sistem Pembelajaran

Materi 9: Tren Internet of Thing dalam Pembelajaran Kimia

Materi 14: Inovasi Sintak Model Pembelajaran Learning Cycle (5E) dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif