Materi 3: Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
LANDASAN AKSIOLOGI
Aksiologi merupakan bagian ketiga dari
kajian filsafat setelah ontologi dan epistomologi. Jika dalam kajian ontologi
mempertanyakan tentang objek apa yang akan ditelaah dan pada kajian
epistomologi berkaitan dengan bagaimana asal, sifat dan jenis pengetahuan,
sedangkan aksiologi merupakan cabang filsafat yang memepertanyakan bagaimana
manusia menggunakan dan memanfaatkan ilmunya.
Kata aksiologi berasal dari bahasa
yunani, dari kata axsios yang artinya nilai dan logos artinya ilmu atau teori.
Aksiologi juga sering disebut dengan teori of value. Aksiologi adalah teori
yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Pokok
permasalahan aksiologinya ilmu adalah apakah ilmu bebas nilai atau tidak bebas
nilai. Artinya apakah pengembangan dan penggunaan ilmu hanya semata-mata demi
ilmu itu sendiri ataukah harus memperhatikan norma-norma di luar ilmu.
Aksiologi mempelajari mengenai manfaat
apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan, menyelidiki hakikat nilai, serta
berisi mengenai etika dan estetika. Penerapan aksiologi dalam pendidikan
misalnya saja adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial dan
kewarganegaraan yang mengajarkan bagaimanakah etika atau sikap yang baik
itu,selain itu adalah mata pelajaran kesenian yang mengajarkan mengenai
estetika atau keindahan dari sebuah karya manusia. Dasar Aksiologis
Pendidikan adalah Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu
yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya
bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab. Dalam ruang
aksiologi, filsafat pendidikan akan mengulas makna keberadaan pendidikan dalam
ruang kehidupan. Filsafat pendidikan akan mempersoalkan faliditasi urganisasi umum
yang menyatakan bahwa pendidikan adalah sesuatu hal yang penting dalam
kehidupan manusia. Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah
pendidikan menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut didalam kehidupan
manusia dan membinanya didalam kepribadian anak. Karena untuk mengatakan
sesuatu bernilai baik itu bukanlah hal yang mudah apalagi menilai secara
mendalam dalam arti untuk membina kepribadian ideal.
Landasan aksiologi adalah hubungan dengan penggunaan
ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain,
apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia. Aksiologi merupakan asas dalam menggunakan
pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan yang
meliputi nilai-nilai, atau parameter bagi apa yang disebut sebagai kebenaran
atau kenyataan itu dalam konteks kawasan yang terkait dalam kehidupan yaitu
kawasan sosial, kawasan fisik material, kawasan spiritual, dan kawasan simbolik
yang masing-masing mempunyai kriteria yang berbeda. Lebih-lebih dari itu
aksiologi juga menunjukkan kaidah-kaidah normatif bagi penerapan ilmu
pengetahuan itu ke bidang praktis.
Aksiologi ilmu pengetahuan merupakan strategi untuk
mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang negatif sehingga ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena
itu daya kerja aksiologi harus :
1) Menjaga dan
memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan kebenaran yang hakiki, maka
perilaku keilmuan perlu dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak berorientasi
kepada kepentingan langsung.
2)Dalam pemilihan
objek penelaahan dapat dilakukan secara etis yang tidak mengubah kodrat
manusia, tidak merendahkan martabat manusia, tidak mencampuri permasalahan
kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatik, arogansi
kekuasaan dan kepentingan politik.
3)
Pengembangan
ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yang
memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta keseimbangan, kelestarian alam
lewat pemanfaatan ilmu dan temuan-temuan universal.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah
nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu
kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu
masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh
masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya
malah menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian yang umum
digunakan yaitu:
·
Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara
kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada
perilkau, norma dan adat istiadat manusia. Etika merupakan salah satu cabang
filsafat tertua. Setidaknya ia telah menjadi pembahasan menarik sejak masa
sokrates dan para kaum shopis.disitu dipersoalkan mengenai masalah kebaikan,
keutamaan, keadilan dan sebagainya. Etika sendiri dalam buku etika dasar yang
ditulis oleh Franz Magnis Suzeno diartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis
dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral ini
sebagaimana telah dijelaskan diatas adalah norma adat, wejangan dan
adatistiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri etika tidak menghasilkan
suatu kebaikan atau perintah dan larangan, melainkan sebuah pemikiran yang
kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu
mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.
Di dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku
manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh
dengan tanggungjawab, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat,
alam maupun terhadap Tuhan sebagai sang pencipta. Dalam perkembangan sejarah
etika ada 4 teori etika sebagai sistem filsafat moral yaitu hedonism,
eudemonisme, utiliterisme dan deontologi. Hedoisme adalah pandangan moral yang
menyamakan baik menurut pandangan moral dengan kesenangan. Eudemonisme
menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar tujuan. Dan adapun tujuan dari
amnesia itu sendiri adalah kebahagiaan.
Selanjutnya utilitarisme yang berpendapat bahwa tujuan
hukum adalah memajukan kepentingan para warga negara dan bukan memaksakan
perintah-perintah illahi atau melindungi apa yang disebut hak-hak kodrati.
Selanjutnya deontologi adalah pemikiran tentang moral yang diciptakan oleh
Immanuel Kant. Menurut Kant, yang bisa disebut baik secara terbatas atau dengan
syarat. Misalnya kekayaan manusia apabila digunakan dengan baik oleh kehendak
manusia.
·
Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang
mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri
segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis
dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek
yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan
harus juga mempunyai kepribadian.
Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan suatu kulaitas
objek, melainkan sesuatu yang senantiasa bersangkutan dengan perasaan. Misalnya
kita bangun pagi, matahari memancarkan sinarnya kita merasa sehat dan secara
umum kita merasakn kenikmatan. Meskipun sesungguhnya pagi itu sendiri tidak
indah tetapi kita mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal ini orang
cenderung mengalihkan perasaan tadi menjadi sifat objek itu, artinya memandang
keindahan sebagai sifat objek yang kita serap. Padahal sebenarnya tetap
merupakan perasaan.
Kurikulum 2013 di kaji dengan Kajian
Aksiologi yaitu terletak pada manfaat yang akan dicapai bila kurikulum 2013 ini
di luncurkan. Adapun manfaat dari pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai
berikut:
·
Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan;
·
Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi
pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah;
·
Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly
classroom);
·
Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses
itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplorasi
konsep-konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara
siap;
·
Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam format ramah
otak;
·
Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung
oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari;
·
Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program
belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan
menerapkan prinsip belajar tuntas;
·
Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk
mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.
Permasalahan:
1. Dengan di
terapkannya K-13 di seluruh Indonesia apakah pengimplementasiannya telah
memberikan manfaat yang signifikan seperti yang diharapkan oleh landasan
aksiologi? Berikan penjelasanmu!
2. Jika diposisikan
kamu adalah seorang pendidik, sebenarnya apakah manfaat yang kamu harapkan dari
penerapan kurikulum di Indonesia ini ?
3. Dengan seiring
bergantinya kurikulum yang diterapkan apakah akan tetap memberikan manfaat yang
sama bagi masyarakat pendidikan seperti kita?
Saya akan menjawab pertanyaan nomor 2, Jika diposisikan sebagai pendidik, saya ingin penerapan kurikulum kepada peserta didik yakni pembelajaran yang siswanya dapat memahami konsep pembelajaran dan mengerti penerapannya akan kehidupan sehari-hari dan siswanya mampu menghasilkan produk yang dapat dijadikan nilai secara ekonomis. Karena kita tahu bahwa lapangan pekerjaan saat ini tidak sebanding dengan jumlah pelamar pekerjaan. Dan saya ingin siswa menerapkan falsafah pancasila, sila pertama meyakini akan keberadaan tuhan menurut kepercayaan masing-masing dari pembelajaran yang saya terapkan. Sehingga terciptanya peserta didik yang religius, terampil, dan dapat bertahan serta tidak kalah saing dalam kehidupannya.
BalasHapusUntuk pertanyaan nomor tiga, bergantinya kurikulum yang diterapkan apakah akan tetap memberikan manfaat yang sama bagi masyarakat pendidikan seperti kita. Saya tidak bisa mengatakan memberikan manfaat yang sama karena setiap revisi kurikulum tentu menginginkan tujuan pendidikan yang lebih baik lagi maka manfaat yang diberikan saya rasa malah akan bertambah menjadi lebih baik
Iya saya setuju dengan kak fanny. Jika saya seorang pendidik saya ingin menerapkan filsat ontologi epistemologi dan aksiologi. Apa,bagaimana proses dan untuk apa siswa mempelajari materi KIMIA.
Hapusterima kasih atas tanggapannya kak fani, saya juga setuju dengan pendapatnya saat ini hendaknya kita mempersiapkan peserta didik kita untuk dapat bersaing dalam kehidupannya dengan tetap memegang teguh keyakinannya. namun apakah dengan begitu saja saja sudah cukup? apakan dalam postensi akademiknya tidak mendapat possi yang sama? dimana kita ketahui bahwa saat ini tingkat keberhasilan pembelajaran terletak pada hasil akademik peserta didik.
Hapusselanjutnya untuk tanggapan berikutnya jika memang menurut kak fani manfaat yang dirasakan bertambah dan lebih baik lagi lantas apakah contoh konkrit nya? karena menurut saya dengan kurikulum yang saat ini di terapkan malahan membuat pendidik kewalahan contohnya yang paling dirasakan yaitu dalam proses penilaian peserta didik.
terima kasih dian atas tanggapannya memang sudah seharusnya kita sebagai pendidik menerapkan ke 3 falsafah filosofis pendidikan tersebut didalam proses pembelajaran namun terkadang dalam penerapannya pastilah sulit untuk dilaksanakan karena ada saja kendalanya. menurut dian bagaimanakan cara kita menerapkan 3 tiga falsafah tersebut sekaligus? berikan contohnya yaa
Hapusbetul sekali dan sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh fani, dan sebagai pendidik saya ingin menerapkan filsat ontologi epistemologi dan aksiologi kepada peserta didik. Karena akan terlihat jelas bagaimana proses dan untuk apa siswa mempelajari materi ilmu kimia.
HapusMenjawab permasalahan kedua, manfaat yang diharapkan sebagai seorang pendidik yaitu:
BalasHapus1. mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
2. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
4. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
5. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
terimakasih rini untuk tanggapannya saya setuju dengan pendapatmu dimana kita sebagai pendidik haruslah dapat memberikan maanfaat seperti itu terhadap hasil dari proses pembelajaran kita bersama peserta didik, namun sepeerti yang kita ketahi bersama umumnya pembelajaran yang diterapkan saat ini belumlah memberikan seluruh manfaat seperti yang rini jelaskan tersebut, mungkin hanya dapat 1 atau 2 poin saja, benar kan?
Hapuslantas bagaimana cara rini untuk melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat memberikan seluruh manfaaat tersebut kepada peserta didik?
saya mencoba menjawab pertsnyaan kedua, dimana manfaatnya bagi saya ialah kita dapat sama-sama belajar dari kurikulum yang telah di tetapkan. guru dan siswa dapat berpikiran terbuka dan interaksi bisa terjadi secara lebih mendalam.
BalasHapusmenurut saya sama, karna di dalam kurikulum terdapat komponen yang menyusunnya dan memiliki tujuannya. hanya saja, pada pergantian kurikulum ini, kenapa ia diganti pasti karna ada tujuan yang tidak terlaksana, lalu di evaluasi sehingga tau lemahnya dimanadan nantinya perbaikan dari kurikulum sebelumnya diberikan solusi dan solusi inilah yang dimuat dalam kurikulum yang baru.
terima kasih kak rina atas tanggapannya saya setuju dengan pendapat kak rina mengenai manfaat yang kita harapkan yaiytu sama-sama belajar dari kurikulum yang telah di tetapkan. guru dan siswa dapat berpikiran terbuka dan interaksi bisa terjadi secara lebih mendalam. nah maka akan mencul lagi pertanyaan dari saya maksud interaksi bisa terjadi secara lebih mendalam disini seperti apa ?
Hapuskarena pada saat proses pembelajaran berlangsung ada kalanya siswa akan lebih baik tidak dibantu oleh guru dan dibebaskan berkreasi sendiri sesuai pemikiran dan imajinasinya misalnya seperti dalam pembuatan projek
saya akan menjawab nomor 2 yaitu Jika diposisikan kamu adalah seorang pendidik, seberanya apakah manfaat yang kamu harapkan dari penerapan kurikulum di Indosesia ini ?. saya ingin anak dapat belajar dengan nyaman dan memberikan pandangan yang praktis dan tidak menekan saat pembelajran. hasil memang menjadi patokan anak itu berhasil atau tidak tp tanpa proses yang baik tidak akan ada hasil yang baik
BalasHapussaya setuju dengan jawaban dari saudari tri mengenai pertanyaan fira yakni Jika diposisikan kamu adalah seorang pendidik, sebenarnya apakah manfaat yang kamu harapkan dari penerapan kurikulum di Indosesia ini ? bahwasanya kenyamanan dalam belajar serta mengaitkannya dengan praktik lapangan (dikehidupan sehari-hari) adalah manfaat atau goal tersendiri bagi guru, sehingga guru tidak hanya akan mengajarkan teori yang dapat sewaktu-waktu dilupakan melainkan praktek yang nyata impact dan effectnya dirasakan oleh siswa itu sendiri setelah melalui proses pembelajaran. sehingga tidak hanya hasil akhir (hasil ujian) saja baik melainkan juga prosesnya tertanam dengan baik didalam diri siswa.
Hapusterima kasih kak rini dan kak tri atas tanggapannya saya sependapat dalam proses pembelajaran akan lebih efisien bila tercipta rasa nyamanan namun saat ini kita tidak dapat menutup mata bahwa hasil akhir berupa penilaian kemampuan baik itu kognitif, afektif dan psikomotor lah yang menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajarannya, lantas bagaimana dengan hal itu?
HapusIngin mencoba menjawab nomor 3. Tentu manfaat yang di dapat akan sama karena kurikulum yg bagaimana pun pasti ingin memberi manfaat yang sama untuk masyarakat. Karena kembali lagi kurikukum adalah suatu pedoman atau acuan. Agar masyarakat lebih terarah jelas untuk mencapai suatu tujuan. Terutama dalam masyarakat di dunia pendidikan. Pasti memiliki manfaat yang sama. Dan memiliki tujuan yg sama..
BalasHapusterimakasih dian atas tanggapannya saya sependapat manfaaat yang di berikan kurikulum tetap sama walau adanya pergantian kurikulum, namun bila kita melihat penerapan KTSP dan K-13 menurut dian pada bagian manakah dari kedua kurikulum ini yang memiliki manfaat yang sama?
HapusBaiklah saya akan mencoba menambahkan jawaban mengenai seiring bergantinya kurikulum yang diterapkan apakah akan tetap memberikan manfaat yang sama bagi masyarakat pendidikan seperti kita?
Hapusiya saya sependapat dengan saudari dian, tentu saja memberikan manfaat bahkan setiap pergantian memberikan manfaat yang lebih dari kurikulumsebelumnya.
untuk pertanyaan saudari mengenai penerapan KTSP dan K-13 menurut pada bagian manakah dari kedua kurikulum ini yang memiliki manfaat yang sama?
HapusTerdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa erdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
Hapus👍
HapusUntuk pertanyaan yang ke 2 yaitu Jika diposisikan kamu adalah seorang pendidik, seberanya apakah manfaat yang kamu harapkan dari penerapan kurikulum di Indosesia ini ?
BalasHapusMenurut saya manfaat yang pertama yang saya ingin saya peroleh sebagai guru pemula yaitu mencari pengalaman, kemudian dapat melakukan tranfer ilmu, kemudian menjalankan amal jariyah.
Manfaat untuk siswa yang saya harapkan adalah siswa dapat belajar dan memanfaat ilmunya dengan baik.
terima kasih atas tanggapannya kak esa, saya sangat sependapat dengan maanfaat yang kita harapkan sebagai guru pemula yaitu mencari pengalaman, kemudian dapat melakukan tranfer ilmu, kemudian menjalankan amal jariyah dan untuk siswa dapat belajar dan memanfaat ilmunya dengan baik. lantas bagaimana langkah konkrit dari kakak agar siswa dapat menerapkan ilmu yang sudah dia ddapatkan tersebut?
Hapuskalau dibilang signifikan saya rasa belum. karena pelaksanaan secara keseluruhan pun baru beberapa tahun belakangan ini. untuk daerah dan sekolah yang sudah maju, mungkin merwka sudah menerapkan dan merasakan perubahannya. naum kita tidak boleh menutup mata dengan keadaan sekolah dan daerah-daerah yang masih belum maju. Bergantinya kurikulum dari waktu ke waktu tentu sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pada saat perubahan kurikulum itu. tentunya menuju kearah yang lebih baik. pertanyaan sdr "apakah akan tetap memberikan manfaat yang sama bagi masyarakat pendidikan seperti kita ?" tentunya memberikan mamfaat. namun masing-masing kurikulum berbeda sasaran dan tujuan yang ingin dicapai
BalasHapusterimakasih atas tanggapannya bang dhani, saya sependapat bila bergantinya kurikulum juga akan mempengaruhi setiap daerah baik daerah yang sudah maju ataupun yang belum maju. nah jika memang begitu bukankah memang harus berbubah mengikutin perubahan zaman setiap daerah harus siap dengan hal tersebut. bagaimana menurut bang dhani tentnag hal tersebut?
HapusSebagai seorang pendidik saya akan berusaha mewariskan nilai-nilai yang dipandang penting untuk pembinaan kepribadian peserta didik. Implikasi dan nilai-nilai (aksiologi) di dalam pendidikan harus diintegrasikan secara utuh dalam kehidupan pendidikan secara praktis dan tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai yang meliputi kecerdasan, nilai-nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai agama. Hal ini tersimpul di dalam tujuan pendidikan, yakin membawa kepribadian secara sempurna. Pengertian sempurna disini ditentukan oleh masing-masing pribadi, masyarakat, bangsa sesuai situasi dan kondisi.
BalasHapusterimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwaImplikasi dan nilai-nilai (aksiologi) di dalam pendidikan harus diintegrasikan secara utuh dalam kehidupan pendidikan secara praktis dan tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai yang meliputi kecerdasan, nilai-nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai agama. Hal ini tersimpul di dalam tujuan pendidikan, yakin membawa kepribadian secara sempurna. lantas bagaimana langkah konkrit dari kakak agar siswa dapat menerapkannya?
HapusSaya akan menjawab pertanyaan no.2
BalasHapusJika diposisikan kamu adalah seorang pendidik, sebenarnya apakah manfaat yang kamu harapkan dari penerapan kurikulum di Indonesia ini ?
Menurut pendapat saya manfaat penerapan kurikulum yaitu kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, malaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran, membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar, membantu guru menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik, Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar mengajar dan mendorong guru untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program pendidikan.
terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa anfaat penerapan kurikulum yaitu kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, malaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran, membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar, membantu guru menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik, Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar mengajar dan mendorong guru untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program pendidikan
HapusSaya sangat mengharapkan adanya pemerataan penggunaan kyrikulum di indonesia ini,khususunya di sma yang saya ajarkan, baik itu pembangunan sarana dan prasarana maupun penerapan proses embelajarannya, sehingga tidak hanya guru2 sains saja misalnya yang mengeksplore minat siswa dgn praktikum, sdenagkan guru lain hanya kembali kepada metode ceramah di kelas, namun guru bid studi lain bisa mengubah susasana siswa belajar diluar misalnya, sehingga yg namanya bosan belajar dan jenuh itu seperti kurikulum 2013 yg memancing minat belajar siswa dan kemampuan berpikir siswa ini benar2 terjadj
BalasHapus