Materi 3: Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum

LANDASAN AKSIOLOGI

Aksiologi merupakan bagian ketiga dari kajian filsafat setelah ontologi dan epistomologi. Jika dalam kajian ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang akan ditelaah dan pada kajian epistomologi berkaitan dengan bagaimana asal, sifat dan jenis pengetahuan, sedangkan aksiologi merupakan cabang filsafat yang memepertanyakan bagaimana manusia menggunakan dan memanfaatkan ilmunya.
Kata aksiologi berasal dari bahasa yunani, dari kata axsios yang artinya nilai dan logos artinya ilmu atau teori. Aksiologi juga sering disebut dengan teori of value. Aksiologi adalah teori yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Pokok permasalahan aksiologinya ilmu adalah apakah ilmu bebas nilai atau tidak bebas nilai. Artinya apakah pengembangan dan penggunaan ilmu hanya semata-mata demi ilmu itu sendiri ataukah harus memperhatikan norma-norma di luar ilmu.
Aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan, menyelidiki hakikat nilai, serta berisi mengenai etika dan estetika. Penerapan aksiologi dalam pendidikan misalnya saja adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial dan kewarganegaraan yang mengajarkan bagaimanakah etika atau sikap yang baik itu,selain itu adalah mata pelajaran kesenian yang mengajarkan mengenai estetika atau keindahan dari sebuah karya manusia.  Dasar Aksiologis Pendidikan adalah Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab. Dalam ruang aksiologi, filsafat pendidikan akan mengulas makna keberadaan pendidikan dalam ruang kehidupan. Filsafat pendidikan akan mempersoalkan faliditasi urganisasi umum yang menyatakan bahwa pendidikan adalah sesuatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut didalam kehidupan manusia dan membinanya didalam kepribadian anak. Karena  untuk mengatakan sesuatu bernilai baik itu bukanlah hal yang mudah apalagi menilai secara mendalam dalam arti untuk membina kepribadian ideal.
Landasan aksiologi adalah hubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Aksiologi merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan yang meliputi nilai-nilai, atau parameter bagi apa yang disebut sebagai kebenaran atau kenyataan itu dalam konteks kawasan yang terkait dalam kehidupan yaitu kawasan sosial, kawasan fisik material, kawasan spiritual, dan kawasan simbolik yang masing-masing mempunyai kriteria yang berbeda. Lebih-lebih dari itu aksiologi juga menunjukkan kaidah-kaidah normatif  bagi penerapan ilmu pengetahuan itu ke bidang praktis.
Aksiologi ilmu pengetahuan merupakan strategi untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang negatif sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena itu daya kerja aksiologi harus :
1) Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan kebenaran yang hakiki, maka perilaku keilmuan perlu dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak berorientasi kepada kepentingan langsung.
2)Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis yang tidak mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan martabat manusia, tidak mencampuri permasalahan kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatik, arogansi kekuasaan dan kepentingan politik.
3) Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta keseimbangan, kelestarian alam lewat pemanfaatan ilmu dan temuan-temuan universal.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu:
·           Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilkau, norma dan adat istiadat manusia. Etika merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia telah menjadi pembahasan menarik sejak masa sokrates dan para kaum shopis.disitu dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan sebagainya. Etika sendiri dalam buku etika dasar yang ditulis oleh Franz Magnis Suzeno diartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan diatas adalah norma adat, wejangan dan adatistiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.
Di dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggungjawab, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap Tuhan sebagai sang pencipta. Dalam perkembangan sejarah etika ada 4 teori etika sebagai sistem filsafat moral yaitu hedonism, eudemonisme, utiliterisme dan deontologi. Hedoisme adalah pandangan moral yang menyamakan baik menurut pandangan moral dengan kesenangan. Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar tujuan. Dan adapun tujuan dari amnesia itu sendiri adalah kebahagiaan.
Selanjutnya utilitarisme yang berpendapat bahwa tujuan hukum adalah memajukan kepentingan para warga negara dan bukan memaksakan perintah-perintah illahi atau melindungi apa yang disebut hak-hak kodrati. Selanjutnya deontologi adalah pemikiran tentang moral yang diciptakan oleh Immanuel Kant. Menurut Kant, yang bisa disebut baik secara terbatas atau dengan syarat. Misalnya kekayaan manusia apabila digunakan dengan baik oleh kehendak manusia.

·         Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.
Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan suatu kulaitas objek, melainkan sesuatu yang senantiasa bersangkutan dengan perasaan. Misalnya kita bangun pagi, matahari memancarkan sinarnya kita merasa sehat dan secara umum kita merasakn kenikmatan. Meskipun sesungguhnya pagi itu sendiri tidak indah tetapi kita mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal ini orang cenderung mengalihkan perasaan tadi menjadi sifat objek itu, artinya memandang keindahan sebagai sifat objek yang kita serap. Padahal sebenarnya tetap merupakan perasaan.
Kurikulum 2013 di kaji dengan Kajian Aksiologi yaitu terletak pada manfaat yang akan dicapai bila kurikulum 2013 ini di luncurkan. Adapun manfaat dari pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut:
·         Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan;
·         Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah;
·         Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom);
·         Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap;
·         Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam format ramah otak;
·         Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari;
·         Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas;
·         Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.

Permasalahan:
1.    Dengan di terapkannya K-13 di seluruh Indonesia apakah pengimplementasiannya telah memberikan manfaat yang signifikan seperti yang diharapkan oleh landasan aksiologi? Berikan penjelasanmu!
2.    Jika diposisikan kamu adalah seorang pendidik, sebenarnya apakah manfaat yang kamu harapkan dari penerapan kurikulum di Indonesia ini ?
3.    Dengan seiring bergantinya kurikulum yang diterapkan apakah akan tetap memberikan manfaat yang sama bagi masyarakat pendidikan seperti kita?

Komentar

  1. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 2, Jika diposisikan sebagai pendidik, saya ingin penerapan kurikulum kepada peserta didik yakni pembelajaran yang siswanya dapat memahami konsep pembelajaran dan mengerti penerapannya akan kehidupan sehari-hari dan siswanya mampu menghasilkan produk yang dapat dijadikan nilai secara ekonomis. Karena kita tahu bahwa lapangan pekerjaan saat ini tidak sebanding dengan jumlah pelamar pekerjaan. Dan saya ingin siswa menerapkan falsafah pancasila, sila pertama meyakini akan keberadaan tuhan menurut kepercayaan masing-masing dari pembelajaran yang saya terapkan. Sehingga terciptanya peserta didik yang religius, terampil, dan dapat bertahan serta tidak kalah saing dalam kehidupannya.

    Untuk pertanyaan nomor tiga, bergantinya kurikulum yang diterapkan apakah akan tetap memberikan manfaat yang sama bagi masyarakat pendidikan seperti kita. Saya tidak bisa mengatakan memberikan manfaat yang sama karena setiap revisi kurikulum tentu menginginkan tujuan pendidikan yang lebih baik lagi maka manfaat yang diberikan saya rasa malah akan bertambah menjadi lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya saya setuju dengan kak fanny. Jika saya seorang pendidik saya ingin menerapkan filsat ontologi epistemologi dan aksiologi. Apa,bagaimana proses dan untuk apa siswa mempelajari materi KIMIA.

      Hapus
    2. terima kasih atas tanggapannya kak fani, saya juga setuju dengan pendapatnya saat ini hendaknya kita mempersiapkan peserta didik kita untuk dapat bersaing dalam kehidupannya dengan tetap memegang teguh keyakinannya. namun apakah dengan begitu saja saja sudah cukup? apakan dalam postensi akademiknya tidak mendapat possi yang sama? dimana kita ketahui bahwa saat ini tingkat keberhasilan pembelajaran terletak pada hasil akademik peserta didik.

      selanjutnya untuk tanggapan berikutnya jika memang menurut kak fani manfaat yang dirasakan bertambah dan lebih baik lagi lantas apakah contoh konkrit nya? karena menurut saya dengan kurikulum yang saat ini di terapkan malahan membuat pendidik kewalahan contohnya yang paling dirasakan yaitu dalam proses penilaian peserta didik.

      Hapus
    3. terima kasih dian atas tanggapannya memang sudah seharusnya kita sebagai pendidik menerapkan ke 3 falsafah filosofis pendidikan tersebut didalam proses pembelajaran namun terkadang dalam penerapannya pastilah sulit untuk dilaksanakan karena ada saja kendalanya. menurut dian bagaimanakan cara kita menerapkan 3 tiga falsafah tersebut sekaligus? berikan contohnya yaa

      Hapus
    4. betul sekali dan sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh fani, dan sebagai pendidik saya ingin menerapkan filsat ontologi epistemologi dan aksiologi kepada peserta didik. Karena akan terlihat jelas bagaimana proses dan untuk apa siswa mempelajari materi ilmu kimia.

      Hapus
  2. Menjawab permasalahan kedua, manfaat yang diharapkan sebagai seorang pendidik yaitu:
    1. mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
    2. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
    3. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
    4. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
    5. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih rini untuk tanggapannya saya setuju dengan pendapatmu dimana kita sebagai pendidik haruslah dapat memberikan maanfaat seperti itu terhadap hasil dari proses pembelajaran kita bersama peserta didik, namun sepeerti yang kita ketahi bersama umumnya pembelajaran yang diterapkan saat ini belumlah memberikan seluruh manfaat seperti yang rini jelaskan tersebut, mungkin hanya dapat 1 atau 2 poin saja, benar kan?
      lantas bagaimana cara rini untuk melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat memberikan seluruh manfaaat tersebut kepada peserta didik?

      Hapus
  3. saya mencoba menjawab pertsnyaan kedua, dimana manfaatnya bagi saya ialah kita dapat sama-sama belajar dari kurikulum yang telah di tetapkan. guru dan siswa dapat berpikiran terbuka dan interaksi bisa terjadi secara lebih mendalam.
    menurut saya sama, karna di dalam kurikulum terdapat komponen yang menyusunnya dan memiliki tujuannya. hanya saja, pada pergantian kurikulum ini, kenapa ia diganti pasti karna ada tujuan yang tidak terlaksana, lalu di evaluasi sehingga tau lemahnya dimanadan nantinya perbaikan dari kurikulum sebelumnya diberikan solusi dan solusi inilah yang dimuat dalam kurikulum yang baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih kak rina atas tanggapannya saya setuju dengan pendapat kak rina mengenai manfaat yang kita harapkan yaiytu sama-sama belajar dari kurikulum yang telah di tetapkan. guru dan siswa dapat berpikiran terbuka dan interaksi bisa terjadi secara lebih mendalam. nah maka akan mencul lagi pertanyaan dari saya maksud interaksi bisa terjadi secara lebih mendalam disini seperti apa ?
      karena pada saat proses pembelajaran berlangsung ada kalanya siswa akan lebih baik tidak dibantu oleh guru dan dibebaskan berkreasi sendiri sesuai pemikiran dan imajinasinya misalnya seperti dalam pembuatan projek

      Hapus
  4. saya akan menjawab nomor 2 yaitu Jika diposisikan kamu adalah seorang pendidik, seberanya apakah manfaat yang kamu harapkan dari penerapan kurikulum di Indosesia ini ?. saya ingin anak dapat belajar dengan nyaman dan memberikan pandangan yang praktis dan tidak menekan saat pembelajran. hasil memang menjadi patokan anak itu berhasil atau tidak tp tanpa proses yang baik tidak akan ada hasil yang baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan jawaban dari saudari tri mengenai pertanyaan fira yakni Jika diposisikan kamu adalah seorang pendidik, sebenarnya apakah manfaat yang kamu harapkan dari penerapan kurikulum di Indosesia ini ? bahwasanya kenyamanan dalam belajar serta mengaitkannya dengan praktik lapangan (dikehidupan sehari-hari) adalah manfaat atau goal tersendiri bagi guru, sehingga guru tidak hanya akan mengajarkan teori yang dapat sewaktu-waktu dilupakan melainkan praktek yang nyata impact dan effectnya dirasakan oleh siswa itu sendiri setelah melalui proses pembelajaran. sehingga tidak hanya hasil akhir (hasil ujian) saja baik melainkan juga prosesnya tertanam dengan baik didalam diri siswa.

      Hapus
    2. terima kasih kak rini dan kak tri atas tanggapannya saya sependapat dalam proses pembelajaran akan lebih efisien bila tercipta rasa nyamanan namun saat ini kita tidak dapat menutup mata bahwa hasil akhir berupa penilaian kemampuan baik itu kognitif, afektif dan psikomotor lah yang menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajarannya, lantas bagaimana dengan hal itu?

      Hapus
  5. Ingin mencoba menjawab nomor 3. Tentu manfaat yang di dapat akan sama karena kurikulum yg bagaimana pun pasti ingin memberi manfaat yang sama untuk masyarakat. Karena kembali lagi kurikukum adalah suatu pedoman atau acuan. Agar masyarakat lebih terarah jelas untuk mencapai suatu tujuan. Terutama dalam masyarakat di dunia pendidikan. Pasti memiliki manfaat yang sama. Dan memiliki tujuan yg sama..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih dian atas tanggapannya saya sependapat manfaaat yang di berikan kurikulum tetap sama walau adanya pergantian kurikulum, namun bila kita melihat penerapan KTSP dan K-13 menurut dian pada bagian manakah dari kedua kurikulum ini yang memiliki manfaat yang sama?

      Hapus
    2. Baiklah saya akan mencoba menambahkan jawaban mengenai seiring bergantinya kurikulum yang diterapkan apakah akan tetap memberikan manfaat yang sama bagi masyarakat pendidikan seperti kita?
      iya saya sependapat dengan saudari dian, tentu saja memberikan manfaat bahkan setiap pergantian memberikan manfaat yang lebih dari kurikulumsebelumnya.

      Hapus
    3. untuk pertanyaan saudari mengenai penerapan KTSP dan K-13 menurut pada bagian manakah dari kedua kurikulum ini yang memiliki manfaat yang sama?
      Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.

      Hapus
    4. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa erdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.

      Hapus
  6. Untuk pertanyaan yang ke 2 yaitu Jika diposisikan kamu adalah seorang pendidik, seberanya apakah manfaat yang kamu harapkan dari penerapan kurikulum di Indosesia ini ?
    Menurut saya manfaat yang pertama yang saya ingin saya peroleh sebagai guru pemula yaitu mencari pengalaman, kemudian dapat melakukan tranfer ilmu, kemudian menjalankan amal jariyah.
    Manfaat untuk siswa yang saya harapkan adalah siswa dapat belajar dan memanfaat ilmunya dengan baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapannya kak esa, saya sangat sependapat dengan maanfaat yang kita harapkan sebagai guru pemula yaitu mencari pengalaman, kemudian dapat melakukan tranfer ilmu, kemudian menjalankan amal jariyah dan untuk siswa dapat belajar dan memanfaat ilmunya dengan baik. lantas bagaimana langkah konkrit dari kakak agar siswa dapat menerapkan ilmu yang sudah dia ddapatkan tersebut?

      Hapus
  7. kalau dibilang signifikan saya rasa belum. karena pelaksanaan secara keseluruhan pun baru beberapa tahun belakangan ini. untuk daerah dan sekolah yang sudah maju, mungkin merwka sudah menerapkan dan merasakan perubahannya. naum kita tidak boleh menutup mata dengan keadaan sekolah dan daerah-daerah yang masih belum maju. Bergantinya kurikulum dari waktu ke waktu tentu sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pada saat perubahan kurikulum itu. tentunya menuju kearah yang lebih baik. pertanyaan sdr "apakah akan tetap memberikan manfaat yang sama bagi masyarakat pendidikan seperti kita ?" tentunya memberikan mamfaat. namun masing-masing kurikulum berbeda sasaran dan tujuan yang ingin dicapai

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya bang dhani, saya sependapat bila bergantinya kurikulum juga akan mempengaruhi setiap daerah baik daerah yang sudah maju ataupun yang belum maju. nah jika memang begitu bukankah memang harus berbubah mengikutin perubahan zaman setiap daerah harus siap dengan hal tersebut. bagaimana menurut bang dhani tentnag hal tersebut?

      Hapus
  8. Sebagai seorang pendidik saya akan berusaha mewariskan nilai-nilai yang dipandang penting untuk pembinaan kepribadian peserta didik. Implikasi dan nilai-nilai (aksiologi) di dalam pendidikan harus diintegrasikan secara utuh dalam kehidupan pendidikan secara praktis dan tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai yang meliputi kecerdasan, nilai-nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai agama. Hal ini tersimpul di dalam tujuan pendidikan, yakin membawa kepribadian secara sempurna. Pengertian sempurna disini ditentukan oleh masing-masing pribadi, masyarakat, bangsa sesuai situasi dan kondisi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwaImplikasi dan nilai-nilai (aksiologi) di dalam pendidikan harus diintegrasikan secara utuh dalam kehidupan pendidikan secara praktis dan tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai yang meliputi kecerdasan, nilai-nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai agama. Hal ini tersimpul di dalam tujuan pendidikan, yakin membawa kepribadian secara sempurna. lantas bagaimana langkah konkrit dari kakak agar siswa dapat menerapkannya?

      Hapus
  9. Saya akan menjawab pertanyaan no.2
    Jika diposisikan kamu adalah seorang pendidik, sebenarnya apakah manfaat yang kamu harapkan dari penerapan kurikulum di Indonesia ini ?
    Menurut pendapat saya manfaat penerapan kurikulum yaitu kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, malaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran, membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar, membantu guru menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik, Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar mengajar dan mendorong guru untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program pendidikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya sependapat bahwa anfaat penerapan kurikulum yaitu kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, malaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran, membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar, membantu guru menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik, Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar mengajar dan mendorong guru untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program pendidikan

      Hapus
  10. Saya sangat mengharapkan adanya pemerataan penggunaan kyrikulum di indonesia ini,khususunya di sma yang saya ajarkan, baik itu pembangunan sarana dan prasarana maupun penerapan proses embelajarannya, sehingga tidak hanya guru2 sains saja misalnya yang mengeksplore minat siswa dgn praktikum, sdenagkan guru lain hanya kembali kepada metode ceramah di kelas, namun guru bid studi lain bisa mengubah susasana siswa belajar diluar misalnya, sehingga yg namanya bosan belajar dan jenuh itu seperti kurikulum 2013 yg memancing minat belajar siswa dan kemampuan berpikir siswa ini benar2 terjadj

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi 5: Prinsip Desain Sistem Pembelajaran

Materi 9: Tren Internet of Thing dalam Pembelajaran Kimia

Materi 14: Inovasi Sintak Model Pembelajaran Learning Cycle (5E) dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif