Materi 14: Inovasi Sintak Model Pembelajaran Learning Cycle (5E) dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

Learning cycle atau siklus belajar  adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif (Fajaroh, 2008).
Menurut Lorsbach (2006), learning cycle adalah sebuah model pembelajaran dalam ilmu pendidikan yang konsisten dengan teori-teori kontemporer tentang bagaimana individu belajar. Model pembelajaran learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study atau SCIS (Trowbridge & Bylee dalam Wena, 2009).
Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: eksplorasi (exploration), menjelaskan (explanation), dan memperluas (elaboration/extention), yang dikenal dengan learning cycle 3E.Pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami perkembangan menjadi lima tahap, yaitu: pembangkitan minat/mengajak (engagement), eksplorasi/menyelidiki (exploration), menjelaskan (explanation), memperluas (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation), sehingga dikenal dengan learning cycle 5E.
Dalam Fajaroh (2008) kelima tahap learning cycle 5E tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1)    Engagement (mengajak), yaitu fase yang bertujuan mempersiapkan diri siswa agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka, serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan siswa tentang topic yang akan dipelajari berusaha dibangkitkan. Siswa juga diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.
2)    Exploration (menyelidiki), pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.
3)   Exlaination (menjelaskan), dalam fase ini guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari.
4)   Elaboration/Extention (memperluas), yaitu siswaa menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving.
5)   Evaluation (evaluasi), dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep atau kompetensi siswa melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong siswa melakukan investigasi lebih lanjut.
Menurut Fajaroh (2008), model pembelajaran learning cycle 5E memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
1.  Merangsang kembali siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya.
2. Memberikan motivasi kepeda siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan menambah rasa keingintahuan.
3.  Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen.
4. Melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.
Adapun kekurangan penerapan model learning cycle yang harus selalu diantisipasi adalah sebagai berikut:
1)   Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2)   Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
3)   Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
4)   Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
Kemampuan berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis adalah suatu kemampuan seseorang dalam menganalisis ide atau gagasan secara logis, reflektif, sistematis dan produktif untuk membantu membuat, mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau akan dilakukan sehingga berhasil dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi.
Berpikir kritis termasuk proses berpikir tingkat tinggi, karena pada saat mengambil keputusan atau menarik kesimpulan menggunakan kontrol aktif, yaitu reasonable, reflective, responsible, dan skillful thinking. Tidak semua orang bisa berpikir kritis karena dibutuhkan keyakinan yang kuat dan mendasar agar tidak mudah dipengaruhi. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk menganalisis suatu permasalahan hingga pada tahap pencarian solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Indikator Berpikir Kritis 
Menurut Ennis (dalam Hassoubah, 2004), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu, indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut :
1. Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan
a. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan
2. Mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah
a. Berusaha mengetahui informasi dengan baik
b. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya
c. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar
3. Mampu memilih argumen logis, relevan dan akurat
a. Mencari alasan
b. Berusaha tetap relevan dengan ide utama
c. Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah
4. Mampu mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda
a. Mencari alternative
b. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu
c. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan
5. Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan
a. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan
b. Bersikap dan berpikir terbuka

Inovasi Sintaks Model Pembelajaran Learning Cycle (5E)
Nama Sekolah         : SMK Negeri 3 Kota Jambi (STM)
Mata Pelajaran         : Kimia
Kelas                        : X TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
Materi                       : Unsur, Senyawa dan Campuran 

Sintaks Model Pembelajaran 5e Konvensional
Inovasi Model Pembelajaran 5e
Dampak Berpikir Kreatif
Fase 1: Engagement
Fase 1: Engagement

Guru memusatkan perhatian siswa.
Guru membangkitkan minat, motivasi, dan keingintahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari.
Dapat dengan mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.
“apakah ada yang masih ingat mengenai materi minggu lalu tentang unsur dan senyawa?”
Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)

Menggali pengetahuan dasar siswa tentang materi lanjutan yaitu campuran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memotivasi siswa agar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta mengajak siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang ada dalam pikiran mereka berdasarkan kehidupannya sehari-hari.
“apakah ada yang tau mesin atau onderdil motor tersusun atas senyawa apa saja?”
“Lalu apakah ada yang tau mesin atau onderdil motor tersusun atas unsur apa saja?”
“bagaimanakah mesin atau onderdil motor itu dapat dibuat?
·       Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)

Guru membangkitkan minat, motivasi, dan keingintahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan fenomena-fenomena alam yang sedang terjadi untuk menggali pengetahuan siswa dalam materi unsur, senyawa dan campuran.
Dapat dengan cara mengarahkan siswa untuk membandingkan dan menganalisis gambar atau video.
“cara pembuatan mesin sepeda motor buatan itali dengan jepang”
Mengajukan pertanyaan “bagaimana pendapat kalian mengenai video tersebut?”
“apakah yang menyebabkan harga sepeda motor buatan itali lebih mahal dari pada buatan jepang?”
Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar)
Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Memberikan jawaban yang lain dari pada yang lain. (berpikir orisinil)
Guru memfasilitasi siswa dalam menggali pengetahuan awal melalui pemberian pertanyaan atau masalah yang terkait dengan materi.
Fase 2: Eksploration
Fase 2: Inquiri

Guru membagikan LKPD, memberikan suatu permasalahan untuk dicari solusinya oleh siswa.
Membagi siswa untuk membentuk kelompok diskusi yang heterogen

Siswa membentuk kelompok untuk diskusi mengenai permasalahan yang diajukan oleh guru, mencari solusi/jawaban untuk permasalahan tersebut, melakukan praktikum, melakukan pengujian hipotesis, serta melakukan pengumpulan data/informasi.
Guru membagi LKPD kepada siswa.

Guru berperan sebagai fasilitator, memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa.
siswa merumuskan masalah terkait fenomena atau permasalahan yang ada didalam LKPD dengan bimbingan oleh guru.
Siswa mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan
a. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan

guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis atas permasalahan yang telah dibuat oleh mereka
Siswa mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan
a. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan

guru membimbing siswa untuk belajar yaitu dengan melakukan percobaan atau pembuktian atas hipotesis yang telah dibuat.
(mengamati perbedaan tingkat karat yang dihasilkan dari besi (paku) yang mengandung canpuran Stainless steel dengan yang tidak setelah direndam beberapa saat menggunkan campuran cuka dan pemutih)

1. siswa mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah
a. Berusaha mengetahui informasi dengan baik
b. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar
2. siswa mampu mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda
a. Mencari alternative
b. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan

guru membimbing siswa dalam mengumpulkan data-data yang diperoleh dan menganalisis atas temuan hasil kerja untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dibuat dan mengakitkan dengan teori-teori yang ada dari berbagai sumber misalnya buku, literature, ataupun internet untuk mendukung hasil temuan tersebut.

1. Siswa mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah
a. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya
b. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar
2. Mampu mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda
a. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu
3. Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan
a. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan
b. Bersikap dan berpikir terbuka

Fase 3: Explanation
Fase 3: Explanation

Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis data/informasi yang dikumpulkan dari kegiatan pada fase sebelumnya.
Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis data/informasi yang dikumpulkan dari kegiatan pada fase sebelumnya.

Siswa menjelaskan konsep, informasi, pengetahuan yang mereka peroleh dari kegiatan pada fase sebelumnya dengan kata-kata mereka sendiri.
Siswa menjelaskan konsep, informasi, pengetahuan yang sudah diperoleh pada hasil pengamatan dan diskusi.

Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi siswa.
Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi siswa.

Guru membantu siswa untuk menemukan kembali informasi yang hilang atau mengganti informasi yang salah dengan yang baru.
Guru membantu siswa untuk menemukan kembali informasi yang hilang atau mengganti informasi yang salah dengan yang baru.

Fase 4: Elaboration
Fase 4: Elaboration

Siswa mengaplikasikan konsep, informasi, pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh pada fase sebelumnya.
Siswa mengaplikasikan konsep, informasi, pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh pada hasil dikusi

Siswa menerapkan pemahaman konsep mereka dengan melakukan kegiatan tambahan.
Siswa menerapkan pemahaman konsep mereka dengan melakukan kegiatan tambahan.
Fase 5: Evaluation
Fase 5: Evaluation

Guru melakukan umpan balik dengan memanggil kembali ide-ide, pengetahuan atau keterampilan siswa yang telah dipelajari. Umpan balik dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap topik yang telah mereka pelajari.
Guru melakukan umpan balik dengan memanggil kembali ide-ide, pengetahuan atau keterampilan siswa yang telah dipelajari. Umpan balik dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap topik yang telah mereka pelajari.

Guru melakukan evaluasi/penilaian hasil belajar.
guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pemecahan masalah dalam kelas yaitu materi unsur, senyawa dan campuran.
“jadi  apakah yang menyebabkan harga dari  suatu mesin motor itu mahal?”.
Siswa mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan
a. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan
b. Bersikap dan berpikir terbuka.
        
Guru memberikan penilaian akhir dari pelajaran dengan memberikan soal posttest berupa Essay.
1. siswa mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan
a. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan
2. Mampu memilih argumen logis, relevan dan akurat
a. Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah
3. Mampu mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda
Mencari alternative
 



Permasalahan :
1. Menurut pendapat kalian apakah inovasi yang telah saya buat sudah efektif dan sudah lebih baik dari sintaks model pembelajaran 5E konvensional yang sudah ada ?
2. Apakah inovasi sintaks model pembelajaran 5E ini sudah dapat untuk memunculkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa?
3. Apa pendapat dan saran kalian terhadap inovasi sintak model pembelajaran 5E yang sudah saya buat?

 

Komentar

  1. Menurut saya inovasi yang kak fira buat sudah baik dan bagus, namun untuk masalah keefektifan dari sintak model menurut saya tidak bisa langsung kita bilang efektif atau tidak efektif karna disini kita melihat kefektifan nya jika telah melakukan proses dilapangan nah setelah itu barulah kita bisa menilai apakah efektif atau tidak, apa yang harus dikurang atau ditambah. Jika terbukti hasil belajar tinggi maka model yg diterapkan efektif terhadap proses pembelajaran siswa.
    Jika ingin dibandingkan dengan sintaks konvensional menurut saya secara teori sudah bagus sintaks inovasi karna pada sintaks inovasi disini kak fira memberikan pembaharuan ataupun menambah tahap apa saja yang cocok untuk ditambahkan pada sintaks yang awal sehingga pembelajaran lebih bervariasi dan menimbulkan dampak pembelajaran yang menyenangkan tidak monoton. seperti pada tahap 2 yang kak fira inovasi menjadi tahap inkuiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dngan rini bahwa inovasi yang fira buat sudah baik dan bagus, namun untuk masalah keefektifan dari sintak model menurut saya tidak bisa langsung kita bilang efektif atau tidak efektif karna disini kita melihat kefektifan nya jika telah melakukan proses dilapangan nah setelah itu barulah kita bisa menilai apakah efektif atau tidak, apa yang harus dikurang atau ditambah. Jika terbukti hasil belajar tinggi maka model yg diterapkan efektif terhadap proses pembelajaran siswa

      Hapus
  2. Saya sependapat dengan teman sebelumnya, untuk melihat apakah inovasi model ini lebih efektif maka sebaiknya dilakukan uji coba berupa eksperimen baik itu ada kelas kontrol atau kelas eksperimen atau bisa dengan melihat dari berbagai pertemuan. Lalu model 5e ini menurut saya sudah memunculkan sikap berfikir kreatif siswa namun belum bisa meningkatkan karena menurut pendapat saya apabila dikatakan berfikir kreatif bisa meningkatkan maka siswa akan menciptakan suatu pemikiran yang belum pernah difikirkan oleh orang lain.

    BalasHapus
  3. Menurut saya inovasi yang dibuat fira sudah bagus, karena telah sudah menempatkan inquiry sebagai pengganti Eksploration dan inovasi lainnya. Namun disini saya kurang setuju jika Eksploration diganti dengan inquiry karena menurut saya terlalu berat untuk pencapaian tujuan pembelajaran, pada tahap ini cukup Eksploration dan penguatan tentang mengkonstrak materi bisa diperkuat padak fase selanjudnya pada Explanation (penjelasan) dan fase elaborasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapnnya tujuan saya mengganti tahap eksploration menjadi Inquiry ini karena menurut saya untuk lebih meingkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif itu sangat dapat lakukan dengan tahap inquiri ini, dimana siswa akan membuat permasalahan lalu membuat jawaban sementara dengan hipotesis, disini terlihat bagaiamana siswa dipacu kreatifitasnya dengan diskusi bersama kelompok, oleh karena tahap ekspolation saya ganti dengan inquri.

      Hapus
    2. Sedikit saran untuk kk fira. Secara keseluruhan inovasi yg kk buat sudah bagus. Namun disini jika kk ubah nama sintaknya menjadi inkuiri maka nama model nya bukan lagi 5E. Mungkin bisa dalam tahap Exploration di terapkan dengan pendekatam inkuiri di dalam tahap tahap ekploration nya itu. Karena intinya sama saja. Sama smaa mencari tahu dan ingin menemuman sesuatu dalam masalah yg harus di pecahkan dalam proses pembelajaran.

      Hapus
  4. Untuk permasalahan yang kedua menurut saya inovasi yang dibuat sudah mampu memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa secara teori, namun disini saya setuju dengan pendapat esa bahwa untuk penambahan inquiry semacam mubazir, karena ditahap exploration itu sendiri sudah merangkum tahapan inquiry yang artinya dapat menghemat waktu atau efisiensi dari penerapan rancangan pembelajaran ini

    BalasHapus
  5. saya akan menjawab pertanyaan fira, yakni apakah inovasi yang telah saya buat sudah efektif dan sudah lebih baik dari sintaks model pembelajaran 5E konvensional yang sudah ada ?

    menurut saya apa yang fira buat sudah dapat dikatakan lebih baik dan detail dari sintaks konvensional, karena disini konteks materi yang dipelajari dekat dengan penjurusan yang ada di SMK, namun sedikit saran sama halnya dengan saudari melda katakan, inquiry yang anda tambahkan sebenarnya tidak perlu ditambahkan cukup dengan memaksimalkan fase eksplorasi dan engagement maka siswa secara otomatis akan berinquiry. begitu pendapat saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sependapat dengan kk rini, bahwa berdasarkan inovasi sintaknya sdh baik namun untuk keefektifannya perlu dilakukan uji coba dan dievalusi. untuk inquiry sendiri un jika guru memberikan clue dan siswa mencari sendiri maka itu sudah masuk inquiry

      Hapus
  6. Menjawab pertanyaan apakah inovasi yang telah saya buat sudah efektif dan sudah lebih baik dari sintaks model pembelajaran 5E konvensional yang sudah ada ?

    menurut saya apa yang fira buat sudah dapat dikatakan lebih baik dan detail dari sintaks konvensional, karena Sudah mengaitkan sesuai 5 tahapan nya yaitu pembangkitan minat/mengajak (engagement), eksplorasi/menyelidiki (exploration), menjelaskan (explanation), memperluas (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation).

    Keefektifan dari sintak ini bisa di lihat dulu dnegan uji coba di dlm kelas, dan Sarannya selalu memperhatikan kekurangan dalam penerapan model learning cycle dan selalu mengantisipasinya dengan contoh sebagai berikut:
    1) Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
    2) Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
    3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
    4) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.

    Seperti yang saudara jelaskan di atas.

    BalasHapus
  7. Menurut pendapat saya inovasi sintaks yang dibuat oleh fira sudah cocok dengan materi unsur,senyawa dan campuran karena telah dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari dan sudah mengaitkan sesuai 5 tahapan nya yaitu pembangkitan minat/mengajak (engagement), eksplorasi/menyelidiki (exploration), menjelaskan (explanation), memperluas (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation) serta cukup baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dan untuk melihat apakah inovasi model ini lebih efektif maka sebaiknya dilakukan uji coba

    BalasHapus
  8. menurut saya, inovasi sintaks yang Anda buat sudah bagus namun pada poin merumuskan hipotesis seharusnya Anda juga memberikan poin menguji jawaban sementara. sehingga dari jawaban sementara td siswa tidak sulit untuk menyimpulkan atau mendapatkan konsep dan guru tidak lagi memberikan klarifikasi tetapi siswalah yang menyimpulkan sendiri konsep yang sudah mereka dapatkan. guru hanya membenarkan/menyalahkan saja

    BalasHapus
  9. Apakah inovasi sintaks model pembelajaran 5E ini sudah dapat untuk memunculkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa?
    Menurut sya cocok karna saudari telah memadukan antara inovasi yg dibuat dengan kemampuan berpikir kreatif dan telah disesuaikan dengan karakteristik materi

    BalasHapus
  10. Menurut saya inovasi yang kak fira buat sudah baik dan bagus, namun untuk masalah keefektifan dari sintak model menurut saya tidak bisa langsung kita bilang efektif atau tidak efektif karna disini kita melihat kefektifan nya jika telah melakukan proses dilapangan nah setelah itu barulah kita bisa menilai apakah efektif atau tidak, apa yang harus dikurang atau ditambah. Jika terbukti hasil belajar tinggi maka model yg diterapkan efektif terhadap proses pembelajaran siswa. pada sintaks nya perlu ditambahkan lagi aspek2 yang memunculkan berfikir kreatif perlu ditingkatkan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi 5: Prinsip Desain Sistem Pembelajaran

Materi 9: Tren Internet of Thing dalam Pembelajaran Kimia