Materi 14: Inovasi Sintak Model Pembelajaran Learning Cycle (5E) dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Learning cycle atau siklus belajar
adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang merupakan
rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa
sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran dengan berperan aktif (Fajaroh, 2008).
Menurut
Lorsbach (2006), learning cycle adalah sebuah model pembelajaran dalam ilmu
pendidikan yang konsisten dengan teori-teori kontemporer tentang bagaimana
individu belajar. Model pembelajaran learning cycle pertama kali diperkenalkan
oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study atau SCIS
(Trowbridge & Bylee dalam Wena, 2009).
Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan
pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu:
eksplorasi (exploration), menjelaskan (explanation), dan memperluas
(elaboration/extention), yang dikenal dengan learning cycle 3E.Pada proses
selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami perkembangan menjadi lima
tahap, yaitu: pembangkitan minat/mengajak (engagement), eksplorasi/menyelidiki
(exploration), menjelaskan (explanation), memperluas (elaboration/extention),
dan evaluasi (evaluation), sehingga dikenal dengan learning cycle 5E.
Dalam
Fajaroh (2008) kelima tahap learning cycle 5E tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1) Engagement
(mengajak), yaitu fase yang bertujuan mempersiapkan diri siswa
agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi
pengetahuan awal dan ide-ide mereka, serta untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini
minat dan keingintahuan siswa tentang topic yang akan dipelajari berusaha
dibangkitkan. Siswa juga diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang
akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.
2)
Exploration (menyelidiki), pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk
bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru
untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui
kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.
3) Exlaination
(menjelaskan), dalam fase ini guru mendorong siswa untuk menjelaskan
konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari
penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa
menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari.
4)
Elaboration/Extention (memperluas), yaitu siswaa menerapkan konsep dan
keterampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum
lanjutan dan problem solving.
5) Evaluation
(evaluasi), dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase
sebelumnya dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep atau
kompetensi siswa melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-kadang
mendorong siswa melakukan investigasi lebih lanjut.
Menurut
Fajaroh (2008), model pembelajaran learning cycle 5E memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya:
1. Merangsang kembali siswa untuk mengingat
kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya.
2.
Memberikan motivasi kepeda siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan
menambah rasa keingintahuan.
3. Melatih siswa belajar menemukan konsep
melalui kegiatan eksperimen.
4. Melatih
siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari.
5. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan
contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.
Adapun
kekurangan penerapan model learning cycle yang harus selalu diantisipasi adalah
sebagai berikut:
1) Efektifitas pembelajaran rendah jika guru
kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2) Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru
dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih
terencana dan terorganisasi.
4) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih
banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
Kemampuan
berpikir kritis
Kemampuan
berpikir kritis adalah suatu kemampuan seseorang dalam menganalisis ide atau
gagasan secara logis, reflektif, sistematis dan produktif untuk membantu
membuat, mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau
akan dilakukan sehingga berhasil dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi.
Berpikir
kritis termasuk proses berpikir tingkat tinggi, karena pada saat mengambil
keputusan atau menarik kesimpulan menggunakan kontrol aktif, yaitu reasonable,
reflective, responsible, dan skillful thinking. Tidak semua orang bisa berpikir
kritis karena dibutuhkan keyakinan yang kuat dan mendasar agar tidak mudah
dipengaruhi. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk menganalisis
suatu permasalahan hingga pada tahap pencarian solusi untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Indikator Berpikir Kritis
Menurut
Ennis (dalam Hassoubah, 2004), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan
dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus
dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu, indikator kemampuan berpikir kritis
dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut :
1. Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan
1. Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan
a.
Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan
2. Mampu mengungkap fakta yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah
a.
Berusaha mengetahui informasi dengan baik
b.
Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya
c.
Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar
3. Mampu memilih argumen
logis, relevan dan akurat
a.
Mencari alasan
b.
Berusaha tetap relevan dengan ide utama
c.
Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan
masalah
4. Mampu mendeteksi bias
berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda
a.
Mencari alternative
b.
Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu
c.
Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan
5. Mampu menentukan akibat
dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan
a.
Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan
b.
Bersikap dan berpikir terbuka
Inovasi Sintaks Model Pembelajaran Learning Cycle (5E)
Nama
Sekolah : SMK Negeri 3 Kota Jambi
(STM)
Mata
Pelajaran : Kimia
Kelas : X TKR (Teknik
Kendaraan Ringan)
Materi : Unsur, Senyawa dan
Campuran
Sintaks Model Pembelajaran 5e Konvensional
|
Inovasi Model Pembelajaran 5e
|
Dampak Berpikir Kreatif
|
Fase 1: Engagement
|
Fase 1: Engagement
|
|
Guru
memusatkan perhatian siswa.
|
Guru
membangkitkan minat, motivasi, dan keingintahuan siswa mengenai materi yang
akan dipelajari.
Dapat dengan mengajukan
pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.
“apakah ada yang masih ingat mengenai materi minggu lalu tentang unsur
dan senyawa?”
|
Menghasilkan gagasan-gagasan yang
beragam (berpikir luwes)
|
Menggali pengetahuan dasar
siswa tentang materi lanjutan yaitu campuran dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang memotivasi siswa agar memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi serta mengajak siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang ada
dalam pikiran mereka berdasarkan kehidupannya sehari-hari.
“apakah ada yang tau mesin atau onderdil motor tersusun atas senyawa apa
saja?”
“Lalu apakah ada yang tau mesin atau onderdil motor tersusun atas unsur
apa saja?”
“bagaimanakah mesin atau onderdil motor itu dapat dibuat?
|
·
Menghasilkan gagasan-gagasan yang
beragam (berpikir luwes)
|
|
Guru
membangkitkan minat, motivasi, dan keingintahuan siswa mengenai materi yang
akan dipelajari.
|
Guru menjelaskan
fenomena-fenomena alam yang sedang terjadi untuk menggali pengetahuan siswa
dalam materi unsur, senyawa dan campuran.
Dapat dengan cara mengarahkan
siswa untuk membandingkan dan menganalisis gambar atau video.
“cara pembuatan mesin sepeda motor buatan itali dengan jepang”
Mengajukan pertanyaan “bagaimana pendapat kalian mengenai video
tersebut?”
“apakah yang menyebabkan harga sepeda motor buatan itali lebih mahal dari
pada buatan jepang?”
|
Menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan (berpikir lancar)
Menghasilkan gagasan-gagasan yang
beragam (berpikir luwes)
Memberikan
jawaban yang lain dari pada yang lain. (berpikir orisinil)
|
Guru
memfasilitasi siswa dalam menggali pengetahuan awal melalui pemberian
pertanyaan atau masalah yang terkait dengan materi.
|
||
Fase 2: Eksploration
|
Fase 2: Inquiri
|
|
Guru membagikan LKPD, memberikan suatu permasalahan
untuk dicari solusinya oleh siswa.
|
Membagi siswa untuk membentuk kelompok diskusi yang
heterogen
|
|
Siswa membentuk kelompok untuk diskusi mengenai
permasalahan yang diajukan oleh guru, mencari solusi/jawaban untuk
permasalahan tersebut, melakukan praktikum, melakukan pengujian hipotesis,
serta melakukan pengumpulan data/informasi.
|
Guru membagi LKPD kepada siswa.
|
|
Guru berperan sebagai fasilitator, memberikan
bimbingan seperlunya kepada siswa.
|
siswa
merumuskan masalah terkait fenomena atau permasalahan yang ada didalam LKPD
dengan bimbingan oleh guru.
|
Siswa mampu
merumuskan pokok-pokok permasalahan
a. Mencari pernyataan yang jelas dari
setiap pertanyaan
|
guru
membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis atas permasalahan yang telah
dibuat oleh mereka
|
Siswa mampu
merumuskan pokok-pokok permasalahan
a. Mencari pernyataan yang jelas dari
setiap pertanyaan
|
|
guru membimbing siswa untuk belajar yaitu
dengan melakukan percobaan atau pembuktian atas hipotesis yang telah dibuat.
(mengamati perbedaan tingkat karat yang
dihasilkan dari besi (paku) yang mengandung canpuran Stainless steel dengan
yang tidak setelah direndam beberapa saat menggunkan campuran cuka dan
pemutih)
|
1. siswa mampu
mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah
a. Berusaha
mengetahui informasi dengan baik
b. Mengingat
kepentingan yang asli dan mendasar
2. siswa mampu
mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda
a. Mencari alternative
b. Mencari penjelasan sebanyak mungkin
apabila memungkinkan
|
|
guru membimbing siswa dalam mengumpulkan
data-data yang diperoleh dan menganalisis atas temuan hasil kerja untuk
menguji kebenaran hipotesis yang telah dibuat dan mengakitkan dengan teori-teori
yang ada dari berbagai sumber misalnya buku, literature, ataupun internet
untuk mendukung hasil temuan tersebut.
|
1. Siswa mampu
mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah
a. Memakai sumber
yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya
b. Mengingat
kepentingan yang asli dan mendasar
2. Mampu mendeteksi
bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda
a. Mengambil posisi
ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu
3. Mampu menentukan
akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan
a. Memperhatikan
situasi dan kondisi secara keseluruhan
b. Bersikap dan
berpikir terbuka
|
|
Fase 3: Explanation
|
Fase 3: Explanation
|
|
Siswa
melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis data/informasi yang dikumpulkan
dari kegiatan pada fase sebelumnya.
|
Siswa
melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis data/informasi yang dikumpulkan
dari kegiatan pada fase sebelumnya.
|
|
Siswa
menjelaskan konsep, informasi, pengetahuan yang mereka peroleh dari kegiatan
pada fase sebelumnya dengan kata-kata mereka sendiri.
|
Siswa
menjelaskan konsep, informasi, pengetahuan yang sudah diperoleh pada hasil
pengamatan dan diskusi.
|
|
Guru
memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi siswa.
|
Guru
memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi siswa.
|
|
Guru
membantu siswa untuk menemukan kembali informasi yang hilang atau mengganti
informasi yang salah dengan yang baru.
|
Guru membantu siswa untuk menemukan kembali
informasi yang hilang atau mengganti informasi yang salah dengan yang baru.
|
|
Fase 4: Elaboration
|
Fase 4: Elaboration
|
|
Siswa
mengaplikasikan konsep, informasi, pengetahuan dan keterampilan yang mereka
peroleh pada fase sebelumnya.
|
Siswa
mengaplikasikan konsep, informasi, pengetahuan dan keterampilan yang mereka
peroleh pada hasil dikusi
|
|
Siswa
menerapkan pemahaman konsep mereka dengan melakukan kegiatan tambahan.
|
Siswa
menerapkan pemahaman konsep mereka dengan melakukan kegiatan tambahan.
|
|
Fase 5: Evaluation
|
Fase 5: Evaluation
|
|
Guru
melakukan umpan balik dengan memanggil kembali ide-ide, pengetahuan atau
keterampilan siswa yang telah dipelajari. Umpan balik dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap topik yang telah mereka
pelajari.
|
Guru
melakukan umpan balik dengan memanggil kembali ide-ide, pengetahuan atau keterampilan
siswa yang telah dipelajari. Umpan balik dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap topik yang telah mereka pelajari.
|
|
Guru
melakukan evaluasi/penilaian hasil belajar.
|
guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pemecahan masalah dalam kelas yaitu
materi unsur,
senyawa dan campuran.
“jadi
apakah yang menyebabkan harga dari
suatu mesin motor itu mahal?”.
|
Siswa mampu
menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan
a. Memperhatikan
situasi dan kondisi secara keseluruhan
b. Bersikap dan berpikir terbuka.
|
|
Guru memberikan penilaian akhir dari
pelajaran dengan memberikan soal posttest berupa Essay.
|
1. siswa mampu
merumuskan pokok-pokok permasalahan
a. Mencari pernyataan
yang jelas dari setiap pertanyaan
2. Mampu memilih
argumen logis, relevan dan akurat
a. Bersikap secara
sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah
3. Mampu mendeteksi
bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda
Mencari alternative
|
Permasalahan :
1. Menurut
pendapat kalian apakah inovasi yang telah saya buat sudah efektif dan sudah
lebih baik dari sintaks model pembelajaran 5E konvensional yang sudah ada ?
2. Apakah inovasi sintaks model pembelajaran 5E ini sudah dapat untuk memunculkan dan
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa?
3. Apa pendapat dan saran kalian terhadap inovasi
sintak model pembelajaran 5E yang sudah saya buat?
Menurut saya inovasi yang kak fira buat sudah baik dan bagus, namun untuk masalah keefektifan dari sintak model menurut saya tidak bisa langsung kita bilang efektif atau tidak efektif karna disini kita melihat kefektifan nya jika telah melakukan proses dilapangan nah setelah itu barulah kita bisa menilai apakah efektif atau tidak, apa yang harus dikurang atau ditambah. Jika terbukti hasil belajar tinggi maka model yg diterapkan efektif terhadap proses pembelajaran siswa.
BalasHapusJika ingin dibandingkan dengan sintaks konvensional menurut saya secara teori sudah bagus sintaks inovasi karna pada sintaks inovasi disini kak fira memberikan pembaharuan ataupun menambah tahap apa saja yang cocok untuk ditambahkan pada sintaks yang awal sehingga pembelajaran lebih bervariasi dan menimbulkan dampak pembelajaran yang menyenangkan tidak monoton. seperti pada tahap 2 yang kak fira inovasi menjadi tahap inkuiri.
sependapat dngan rini bahwa inovasi yang fira buat sudah baik dan bagus, namun untuk masalah keefektifan dari sintak model menurut saya tidak bisa langsung kita bilang efektif atau tidak efektif karna disini kita melihat kefektifan nya jika telah melakukan proses dilapangan nah setelah itu barulah kita bisa menilai apakah efektif atau tidak, apa yang harus dikurang atau ditambah. Jika terbukti hasil belajar tinggi maka model yg diterapkan efektif terhadap proses pembelajaran siswa
HapusSaya sependapat dengan teman sebelumnya, untuk melihat apakah inovasi model ini lebih efektif maka sebaiknya dilakukan uji coba berupa eksperimen baik itu ada kelas kontrol atau kelas eksperimen atau bisa dengan melihat dari berbagai pertemuan. Lalu model 5e ini menurut saya sudah memunculkan sikap berfikir kreatif siswa namun belum bisa meningkatkan karena menurut pendapat saya apabila dikatakan berfikir kreatif bisa meningkatkan maka siswa akan menciptakan suatu pemikiran yang belum pernah difikirkan oleh orang lain.
BalasHapusMenurut saya inovasi yang dibuat fira sudah bagus, karena telah sudah menempatkan inquiry sebagai pengganti Eksploration dan inovasi lainnya. Namun disini saya kurang setuju jika Eksploration diganti dengan inquiry karena menurut saya terlalu berat untuk pencapaian tujuan pembelajaran, pada tahap ini cukup Eksploration dan penguatan tentang mengkonstrak materi bisa diperkuat padak fase selanjudnya pada Explanation (penjelasan) dan fase elaborasi.
BalasHapusterima kasih atas tanggapnnya tujuan saya mengganti tahap eksploration menjadi Inquiry ini karena menurut saya untuk lebih meingkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif itu sangat dapat lakukan dengan tahap inquiri ini, dimana siswa akan membuat permasalahan lalu membuat jawaban sementara dengan hipotesis, disini terlihat bagaiamana siswa dipacu kreatifitasnya dengan diskusi bersama kelompok, oleh karena tahap ekspolation saya ganti dengan inquri.
HapusSedikit saran untuk kk fira. Secara keseluruhan inovasi yg kk buat sudah bagus. Namun disini jika kk ubah nama sintaknya menjadi inkuiri maka nama model nya bukan lagi 5E. Mungkin bisa dalam tahap Exploration di terapkan dengan pendekatam inkuiri di dalam tahap tahap ekploration nya itu. Karena intinya sama saja. Sama smaa mencari tahu dan ingin menemuman sesuatu dalam masalah yg harus di pecahkan dalam proses pembelajaran.
HapusUntuk permasalahan yang kedua menurut saya inovasi yang dibuat sudah mampu memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa secara teori, namun disini saya setuju dengan pendapat esa bahwa untuk penambahan inquiry semacam mubazir, karena ditahap exploration itu sendiri sudah merangkum tahapan inquiry yang artinya dapat menghemat waktu atau efisiensi dari penerapan rancangan pembelajaran ini
BalasHapussaya akan menjawab pertanyaan fira, yakni apakah inovasi yang telah saya buat sudah efektif dan sudah lebih baik dari sintaks model pembelajaran 5E konvensional yang sudah ada ?
BalasHapusmenurut saya apa yang fira buat sudah dapat dikatakan lebih baik dan detail dari sintaks konvensional, karena disini konteks materi yang dipelajari dekat dengan penjurusan yang ada di SMK, namun sedikit saran sama halnya dengan saudari melda katakan, inquiry yang anda tambahkan sebenarnya tidak perlu ditambahkan cukup dengan memaksimalkan fase eksplorasi dan engagement maka siswa secara otomatis akan berinquiry. begitu pendapat saya.
saya sependapat dengan kk rini, bahwa berdasarkan inovasi sintaknya sdh baik namun untuk keefektifannya perlu dilakukan uji coba dan dievalusi. untuk inquiry sendiri un jika guru memberikan clue dan siswa mencari sendiri maka itu sudah masuk inquiry
HapusMenjawab pertanyaan apakah inovasi yang telah saya buat sudah efektif dan sudah lebih baik dari sintaks model pembelajaran 5E konvensional yang sudah ada ?
BalasHapusmenurut saya apa yang fira buat sudah dapat dikatakan lebih baik dan detail dari sintaks konvensional, karena Sudah mengaitkan sesuai 5 tahapan nya yaitu pembangkitan minat/mengajak (engagement), eksplorasi/menyelidiki (exploration), menjelaskan (explanation), memperluas (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation).
Keefektifan dari sintak ini bisa di lihat dulu dnegan uji coba di dlm kelas, dan Sarannya selalu memperhatikan kekurangan dalam penerapan model learning cycle dan selalu mengantisipasinya dengan contoh sebagai berikut:
1) Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2) Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
4) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
Seperti yang saudara jelaskan di atas.
Menurut pendapat saya inovasi sintaks yang dibuat oleh fira sudah cocok dengan materi unsur,senyawa dan campuran karena telah dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari dan sudah mengaitkan sesuai 5 tahapan nya yaitu pembangkitan minat/mengajak (engagement), eksplorasi/menyelidiki (exploration), menjelaskan (explanation), memperluas (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation) serta cukup baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dan untuk melihat apakah inovasi model ini lebih efektif maka sebaiknya dilakukan uji coba
BalasHapusmenurut saya, inovasi sintaks yang Anda buat sudah bagus namun pada poin merumuskan hipotesis seharusnya Anda juga memberikan poin menguji jawaban sementara. sehingga dari jawaban sementara td siswa tidak sulit untuk menyimpulkan atau mendapatkan konsep dan guru tidak lagi memberikan klarifikasi tetapi siswalah yang menyimpulkan sendiri konsep yang sudah mereka dapatkan. guru hanya membenarkan/menyalahkan saja
BalasHapusApakah inovasi sintaks model pembelajaran 5E ini sudah dapat untuk memunculkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa?
BalasHapusMenurut sya cocok karna saudari telah memadukan antara inovasi yg dibuat dengan kemampuan berpikir kreatif dan telah disesuaikan dengan karakteristik materi
Menurut saya inovasi yang kak fira buat sudah baik dan bagus, namun untuk masalah keefektifan dari sintak model menurut saya tidak bisa langsung kita bilang efektif atau tidak efektif karna disini kita melihat kefektifan nya jika telah melakukan proses dilapangan nah setelah itu barulah kita bisa menilai apakah efektif atau tidak, apa yang harus dikurang atau ditambah. Jika terbukti hasil belajar tinggi maka model yg diterapkan efektif terhadap proses pembelajaran siswa. pada sintaks nya perlu ditambahkan lagi aspek2 yang memunculkan berfikir kreatif perlu ditingkatkan.
BalasHapus