Materi 7: Trend Artificial Intellegence Pada Pembelajaran Kimia


A.   Defenisi  Artificial Intelligence
Apakah Artificial Intelligence (AI) atau Intelegensi Buatan atau kepintaran buatan itu? AI dapat didefinisikan sebagai suatu mesin atau alat pintar (biasanya adalah suatu komputer) yang dapat melakukan suatu tugas yang bilamana tugas tersebut dilakukan oleh manusia akan dibutuhkan suatu kepintaran untuk melakukannya. Definisi ini tampaknya kurang begitu membantu, karena beberapa ahli berpendapat, kepintaran seperti apakah yang dapat dikategorikan sebagai artificial intelleigence.
Menurut Avron Barr dan Edward E. Feigenbaum, Artificial Intellegence adalah sebagian dari komputer sains yang mempelajari (dalam arti merancang) sistem komputer yang berintelegensi, yaitu sistem yang memiliki karakteristik berpikir seperti manusia.
Kecerdasan buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence) didefinisikan sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika (wikipedia).
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (H. A. Simon [1987]).
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia (Rich and Knight [1991]).
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan (Encyclopedia Britannica).

B.   Sejarah Artifisial Intelligensi
Pada awal abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram.
Mulai sekitar abad 18 sebagaimana mesin telah menjadi lebih kompleks, usaha yang keras telah dicoba untuk menciptakan manusia imitasi. Pada tahun 1736 seorang penemu dari perancis, Jacques de Vaucanson (1709-1782) membuat suatu mesin pemain seruling berukuran seperti seorang manusia yang dapat memainkan 12 melodi nada. Tidak hanya ini saja, mekanik tersebut dapat memindahkan bibir dan lidahnya secara nyata untuk mengontrol arus dari angin ke dalam seruling.
Pada tahun 1774 seorang penemu dari perancis, Pierre Jacques Drotz mencengangkan masyarakat Eropa dengan suatu automation berukuran sekitar seorang anak laki-laki yang dapat duduk dan menulis suatu buku catatan. Penemuan ini kemudian dilanjutkan dengan yang lainnya, yaitu automation yang berupa seorang gadis manis yang dapat memainkan harpsichord. Semuanya itu masih merupakan proses mekanik yang melakukan gerak dengan telah ditentukan terlebih dahulu.
Manusia masih berusaha untuk menciptakan mesin yang lainnya. Pada tahun 1769, dataran Eropa dikejutkan dengan suatu permainan catur yang dapat menjawab langkah-langkah permainan catur yang belum ditentukan terlebih dahulu. Mesin ini disebut dengan Maelzel Chess Automation dan dibuat oleh Wolfgang Von Kempelan (1734-1804) dari Hungaria. Akan tetapi mesin ini akhirnya terbakar pada tahun 1854 di Philadelphia Amerika Serikat. Banyak orang tidak percaya akan kemampuan mesin tersebut. Dan seorang penulis dari Amerika Serikat, Edgar Allan Poe (1809-1849) menulis sanggahan terhadap mesin tersebut, dia dan kawan-kawannya ternyata benar, bahwa mesin tersebut adalah tipuan, dan kenyataannya bukanlah aoutomation, tetapi merupakan konstruksi yang sangat baik yang dikontrol oleh seorang pemain catur handal yang bersembunyi di dalamnya.
Usaha untuk membuat konstruksi mesin permainan terus dilanjutkan pada tahun 1914, dan mesin yang pertama kali didemonstrasikan adalah mesin permainan catur. Penemu mesin ini adalah Leonardo Torres Y Quevedo, direktur dari Laboratorio de Automatica di Madrid, Spanyol. Beberapa tahun kemudian, ide permainan catur dikembangkan dan diterapkan di komputer oleh Arthur L. Samuel dari IBM dan dikembangkan lebih lanjut oleh Claude Shannon.
Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan “Principia Mathematica”, yang merombak logika formal Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan "Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas" pada 1943 yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf.
Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam artificial intellegence. Program program artificial intellegence pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin “Ferranti Mark I” di University of Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah "Artificial Intelligence/kecerdasan buatan" pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan "Turing test" sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang kusut secara mandiri.
Pada tahun 1980-an, jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan balik, pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang artificial intelligence dan demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah komputer permainan catur, mengalahkan Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun 1997.

C.   Pendekatan Pada Pengembangan Artificial Intelligence
Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan artificial intelligence (kecerdasan buatan) menganut beberapa prinsip:
a.    Strong Artificial Intelligence: pendekatan ini ingin menuju ke pembuatan suatu mesin yang bisa benar benar berpikir dan memecahkan masalah. Mesin mesin ini harus sadar akan dirinya dan kemampuannyamintelegensianya secara umum harus tidak bisa dibedakan dengan intelegensia seorang manusia. Optimisme berlebihan di sekitar tahun 1950 dan 1960 berkenaan dengan Strong AI telah memberi jalan bagi appresiasi tingkat kesulitan yang sangat tinggi untuk masalah tersebut. Pendekatan ini mempertahankan bahwa mesin yang di program dengan cukup akan mampu untuk memiliki keadaan mental kognitif (cognitive mental state).
b.    Weak Artificial Intelligence: Pendekatan ini berurusan dengan pembuatan Kecerdasan buatan di komputer yang tidak benar benar bisa berpikir dan memecahkan masalah, namun bisa berprilaku seakan akan ia memiliki kecerdasan. Pendekatan ini menyatakan bahwa sebuah mesin yang di program dengan cukup akan dapat meniru pemikiran manusia.
c.    Applied ArtificialIntelligence: Pendekatan ini berusaha menghasilkan suatu sistem cerdas yang secara komersial dapat digunakan, sebagai contoh sebuah sistem keamanan yang dapat mengenali wajah orang yang boleh memasuki gedung. Pendekatan ini sudah mengalami cukup banyak sukses.
d.    Coginitive Artificial Intelligence: Pendekatan ini memandang komputer sebagai alat untuk mengetes teori tentang bagaimana otak manusia bekerja. Sebagai contoh teori tentang bagaimana cara kita mengenali wajah, dan benda benda lainnya, atau bagaimana kita memecahkan masalah yang abstrak.

D.   Jenis-Jenis Artificial Intelligence
Secara garis besar, artificial intellegence terbagi ke dalam dua faham pemikiran yaitu artificial intellegence Konvensional dan Kecerdasan Komputasional.
a.    Artificial intellegence konvensional kebanyakan melibatkan metoda-metoda yang sekarang diklasifiksikan sebagai pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan analisis statistik. Dikenal juga sebagai artificial intellegence simbolis, artificial intellegence logis, artificial intellegence murni dan artificial intellegence cara lama (GOFAI, Good Old Fashioned Artificial Intelligence).
Metoda-metodanya meliputi:
  • Sistem pakar: menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi tersebut. 
  • Pertimbangan berdasar kasus 
  • Jaringan Bayesian 
  • Artificial intellegence berdasar tingkah laku: metoda modular pada pembentukan sistem artificial intellgence secara manual
b.    Kecerdasan komputasional melibatkan pengembangan atau pembelajaran interaktif (misalnya penalaan parameter seperti dalam sistem koneksionis). Pembelajaran ini berdasarkan pada data empiris dan diasosiasikan dengan artificial intellegence non-simbolis, artificial intelligence yang tak teratur dan perhitungan lunak. Metoda-metoda pokoknya meliputi:
  • Jaringan Syaraf: sistem dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat kuat 
  • Sistem Fuzzy: teknik-teknik untuk pertimbangan di bawah ketidakpastian, telah digunakan secara meluas dalam industri modern dan sistem kendali produk konsumen. 
  • Komputasi Evolusioner: menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara biologis seperti
Dalam perkembangannya kecerdasan buatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Sistem Pakar (Expert System), komputer sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para pakar sehingga komputer memiliki keahlian menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki pakar. Kemampuan, keahlian dan pengetahuan tiap orang berbeda-beda. Komputer dapat diprogram untuk berbuat seperti orang yang ahli dalam bidang tertentu. Komputer yang demikian dapat dijadikan seperti konsultan atau tenaga ahli di bidang tertentu yang dapat menjawab pertanyaan dan memberikan nasehat-nasehat yang dibutuhkan. Sistem demikian disebut Expert System (Sistem Pakar).
  1. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition), manusia dapat berkomunikasi dengan komputer menggunakan suara. Bidang ini juga masih dikembangkan dan terus dilakukan penelitiannya. Kalau bidang ini berhasil dengan baik dan sempurna, alangkah hebatnya komputer. Kita dapat berkomunikasi dengan komputer hanya dengan bicara, kita bisa mengetik sebuah buku hanya dengan bicara, dan selanjutnya komputer yang akan menampilkan tulisan hasil pembicaraan kita. Akan tetapi bidang ini masih belum sempurna seperti yang diharapkan. Hal ini dikarenakan jenis suara manusia berbeda-beda.
  1. Robotika & Sistem Sensor, Robot berasal dari kata Robota, dari bahasa Chekoslavia yang berarti tenaga kerja. kata ini digunakan oleh dramawan Karel Capek pada tahun 1920 pada sandiwara fiksinya, yaitu R.U.R (Rossum’s Universal Robots). Robot adalah suatu mesin yang dapat diarahkan untuk mengerjakan bermacam-macam tugas tanpa campur tangan lagi dari manusia. Secara ideal robot diharapkan dapat melihat, mendengar, menganalisa lingkungannya dan dapat melakukan tindakan-tindakan yang terprogram. Dewasa ini robot digunakan untuk maksud-maksud tertentu dan yang paling banyak adalah untuk keperluan industri. Diterapkannya robot untuk industri terutama untuk pekerjaan 3D yaitu Dirty, Dangerous, atau difficult (kotor, berahaya dan pekerjaan yang sulit). Negara yang banyak menggunakan robot untuk industri adalah Jepang, Amerika Serikat dan Jerman Barat.
  2. Computer Vision, menginterpretasikan gambar atau objek-objek tampak melalui komputer. 
  3. Intelligent Computer-Aided Instruction, komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melatih & mengajar. 
  4. Game Playing, Game Playing (permainan game) merupakan bidang AI yang sangat populer berupa permainan antara manusia melawan mesin yang mempunyai intelektual untuk berpikir. Bermain dengan komputer memang menarik, bahkan sampai melupakan tugas utama yang lebih penting. Komputer dapat bereaksi dan menjawab tindakan-tindakan yang diberikan oleh lawan mainnya.
  5. Soft Computing merupakan sebuah inovasi dalam membangun sistem cerdas yaitu sistem yang memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan. Soft computing mengeksploitasi adanya toleransi terhadap ketidaktepatan, ketidakpastian, dan kebenaran parsial untuk dapat diselesaikan dan dikendalikan dengan mudah agar sesuai dengan realita.

E.    Kelebihan dan Kekurangan Artificial Intelligence
Walaupun perkembangan teknologi artificial intelligence dapat menggantikan posisi manusia, bahkan dapat dikatakan lebih pintar dari manusia, tetapi tetap saja perkembangan teknologi dengan menggunakan articial intelegensi tetap memiliki kekurangan dan keterbatasan.
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari artificial intelligence:
Kelebihan Artificial Intelligence 
  1. Kemampuan menyimpan data yang tidak terbatas (dapat disesuaikan dengan kebutuhan). 
  2. Memiliki ketepatan dan kecepatan yang sangat akurat dalam system kerjanya
  3. Dapat digunakan kapan saja karena tanpa ada rasa lelah atau bosan
Kekurangan Artificial Intelligence 
  1. Teknologi artificial intelegensi tidak memiliki common sense. common sense adalah sesuatu yang membuat kita tidak sekedar memproses informasi, namun kita mengerti informasi tersebut. Kemengertian ini hanya dimiliki oleh manusia. 
  2. Kecerdasan yang ada pada artificial intelligence terbatas pada apa yang diberikan kepadanya (terbatas pada program yang diberikan). Alat teknologi artificial intelligence tidak dapat mengolah informasi yang tidak ada dalam sistemnya.
Kelebihan dan kekurangan artificial intelligence dibandingkan dengan otak manusia, dalam hal waktu tunda propagasi Oleh karena itu manusia kalah dalam kecepatan perhitungan numerik. Dalam aspek lainnya otak manusia jauh di atas angin, terutama dalam tata letak dan jumlah elemennya. Sedangkan metoda pemrosesan secara paralel dalam komputer dikembangkan untuk menggantikan kedudukan manusia.

F.    Dampak Artificial Intelligence Terhadap Kehidupan Manusia
Kecerdasan buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia. Jadi bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman.
Walau pun menyadari bahwa kecerdasan buatan bisa jadi adalah suatu ancaman untuk manusia, tapi manusia masih saja mengembangkan apa yang disebut dengan kecerdasan buatan. Manusia masih saja mencoba mengembangkan/ mendapatkan sesuatu (teknologi) yang baru, yang dapat berpikir seperti manusia. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan dalam diri manusia, manusia ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang lebih mudah. Lagipula memang ada keterbatasan-keterbatasan dalam diri manusia, seperti otak manusia yang hanya mampu berpikir dengan frekuensi kira-kira 100 Hz dan karena manusia mempunyai rasa lelah. Bandingkan dengan komputer sekarang yang mampu mengolah data dengan frekuensi 4 GHz. Komputer juga tidak mempunyai rasa capai walau pun harus mengolah data yang sama berulang-ulang.
Saat ini sudah banyak teknologi kecerdasan buatan yang dihasilkan dan dipakai oleh manusia. Misalnya saja pada robot Asimo yang bisa menari dan berjalan, atau pada permainan komputer yang dirancang untuk membuat manusia berpikir keras untuk mengalahkannya. Contoh lain ada di industri otomotif. Adanya teknologi komputer yang mampu mengolah data dengan cepat atau alat yang dipakai untuk memberikan peringatan pada pengemudi mobil untuk menghindari terjadinya tabrakan.
Berbagai macam teknologi yang menggunakan artificial intelligence juga telah ditingkatkan untuk mengembangkan kendaraan otomatis yang dalam penggunaannya dapat berfungsi tanpa bantuan manusia. Contoh fungsi dari kendaraan otomatis ini adalah untuk menjelajahangkasa luar, seperti menjelajahi planet-planet. Kendaraan ini mungkin dibuat dari rangkaian komponen hardware dan sebuah program kecerdasan buatan yang dapat memproses informasi. Gabungan dari software computer dan hardware ini juga dapat membuat kendaraan yang bisa digunakan di bumi.
Kemajuan dari sistem kecerdasan buatan ini dapat menimbulkan dampak psikologis pada manusia. Bagi kelompok yang menentang adanya kecerdasan buatan percaya bahwa dengan adanya kecerdasan buatan, akan terdapat beberapa dampak dalam kehidupan manusia. Mesin-mesin yang memiliki kecerdasan buatan dapat mengurangi jutaan kesempatan kerja manusia. Selain itu juga terdapat ketakutan bahwa sistem kecerdasan buatan ini, termasuk robot, mengurangi kita sebagai manusia. Sistem dasar dari kecerdasan buatan ini juga telah meningkatkan ketakutan bahwa mesin-mesin dapat menambah jumlah kerusakan.
Pendukung dari kecerdasan buatan telah menyatakan argumen balasan bahwa alat dari bidang kecerdasan buatan hanyalah sebuah alat yang tidak akan menggantikan fungsi manusia. Kecerdasan buatan tidak akan mengurangi.
kemanusiaan kita, melainkan akan meningkatkan kehidupan kita, contohnya adalah penderita kanker akan mendapat keuntungan, dan pengenalan kalimat dan sistem perpaduan dapat membantu seorang individu untuk mengkontrol lingkungannya.
G. Penerapan Kecerdasan Buatan dalam Dunia Pendidikan
Dalam pendidikan AI (Artificial Intelligence) sangat berperan dalam menyampaikan segala informasi dan pengelaman belajar yang akan membuat peoses belajar mengajar lebih efektif. Dengan menggunakan media-media pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik artificial intelligence, pebelajar/learner dapat belajar tanpa harus berhadapan langsung berhadapan dengan guru, dan informasi dalam media-media pendidikan tentunya akan lebih mempermudah dan meringankan tugas guru/pendidik dalam mentransformasikan ilmu dan pengalaman belajar mereka terhadapa peserta didik. Jadi dapat pula dikatakan bahawa aplikasi kecerdasan buatan dalam bidang pendidikan yang bertindak sebagai partner bagi pelajar atau mahasiswa dalam mempelajari suatu bidang.
AI dalam mengambil keputusan dalam bidang pendidikan bagi pimpinan lembaga pendidikan akan lebih mempermudah baginya karena data, basis dan pebetahuan informasi yang diperoleh akan lebih akurat dari pada secara manual. Kepala sekolah misalnya, akan lebih mudah dan lebih tepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan untuk meningkatkat kualitas pembelajaran dari data yang diperoleh dari sistem AI.
Robot pendidikan (educational robots) : digunakan untuk membantu dalam proses mengajar tentang operasi dan penggunaan dari robot industri. Contoh robot yang digunakan dalam bidang pendidikan:
a. Rhino Robot XR-2 System: Robot ini dibuat oleh Rhino, Inc., dan digunakan untuk simulasi tentang operasi dari robot-robot industri. Rhino XR-2 dapat diprogram melalui komputer Apple dan programnya dapat disimpan di disk.
b. Microbot: Microbot mempunyai dua macam robot, yaitu Microot Minimower dan Microbot Teachmower. Minimower dapat diprogram dengan komputer Apple atau TRS-80. Teachmower digunakan untuk simulasi robot industri dan menggunakan teach pendant untuk memprogramnya serta dapat digunakan komputer Apple atau TRS-80 untuk menyimpan program.
c. Hero-1: Robot ini dibuat oleh Heath/Zenith, merupakan robot yang dapat bergerak dan dirancang untuk membantu mempelajari robot industri. Robot ini mempunyai beberapa unit sensor. Unit sensor ini dapat mendeteksi gerak, mengukur jarak sampai 15 feet, mendeteksi perubahan tinggkat cahaya, membedakan dua buah suku kata dan menggunakan speech synthesizer, sehingga dapat berbicara. Hero-1 juga dilengkapi dengan teach pendant.
Computer Assisted Instruction (CAI )
   Intelligence  Computer Aided  Instruction  (CAI)  juga  termasuk  ke  dalam  lingkup kecerdasan buatan. Komputer ini digunakan sebagai tutor yang dapat melatih dan mengajar. CAI merupakan pengembangan lebih lanjut dari Computer Assisted Instruction (CAI ).
CAI  dapat  diartikan  sebagai  penggunaan  komputer  secara  langsung  dengan  siswa untuk menyampaikan isi  pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI juga  bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games), Dikutip dari Modul proposal pembelajaran berbasis AI Universitas Pendidikan Indonesia.
Penerapan Intelligent Tutoring Systems dalam dunia pendidikan
Sebelumnya, apakah Intelligent Tutoring Systems (ITS) itu ? Kebutuhan akan penggunaan kecerdasan buatan semakin meningkat seiring dengan besarnya manfaat yang didapatkan. Intelligent Tutoring System (ITS) merupakan satu tipe dari sistem kecerdasan buatan yang menangani masalah pembelajaran atau pelatihan. Keuntungan utama digunakannya ITS ini dibandingkan dengan metode yang sering digunakan adalah terciptanya suatu pembelajaran yang lebih efektif.
Dalam hal ini pengguna dituntut tidak hanya memberikan jawaban-jawaban dari permasalahan yang ada dengan benar saja, namun dengan efektif pula, sesuai dengan solusi optimal yang diciptakan oleh sistem kecerdasan buatan yang ada. Sehingga akan membantu user di dalam pembelajaran masalah dengan sangat baik. ITS yang mana didalamnya memuat suatu metode dari sistem kecerdasan buatan akan menghasilkan suatu solusi yang optimal dari permasalahan yang ada. Berdasarakan solusi optimal tersebut, jawaban langkah-langkah yang telah diinputkan akan dibandingkan. Kemudian dengan menggunakan algoritma yang ada, akan dihasilkan suatu keluaran apakah jawaban yang diinputkan sudah efektif atau masih belum.
ITS juga memberikan suatu keluaran berupa evaluasi dari pembelajaran yang dilakukan oleh pengguna, dimana acuan yang didapatkan diperoleh pada saat pengguna melakukan uji coba. Konsep ITS tidak hanya berguna untuk menyelesaikan masalah saja namun juga berguna sebagai suatu sistem yang memberikan evaluasi atau saran kepada pengguna di dalam menyelesaikan masalah. Dalam proses pembelajaran, ITS dapat menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang ada. Pada implementasinya, pemilihan metode pembelajaran akan mempengaruhi jenis teknologi apa yang nantinya akan digunakan pada ITS tersebut.
ITS memiliki begitu banyak efektifitas bagi para pelajar, terutama dalam mengenal dan membiasakan diri dengan dunia teknologi dan alat pembelajaran yang modern. Tetapi sepertinya, metode ini belum cocok untuk diterapkan di Indonesia, karena ITS tentunya hanya dapat disediakan untuk sekolah-sekolah yang elit, yang sudah memiliki kemampuan untuk menyediakan sarana pembelajaran ini. Sedangkan seperti yang kita lihat, sekolah-sekolah di Indonesia belum seluruhnya memiliki kemampuan yang cukup dalam menyediakan sarana ini. Seharusnya, program ini sudah diberlakukan untuk seluruh sekolah di Indonesia agar seluruh pelajar di Indonesia tidak akan canggung lagi saat berhadapan dengan teknologi khususnya komputer di masa-masa yang akan datang. Sebenarnya ini adalah tanggungan pemerintah untuk memajukan pendidikan dan pengetahuan umum para generasi muda di Indonesia. Semoga di masa-masa yang akan datang, pemerintah sudah sanggup untuk menyediakan program ini untuk seluruh sekolah di Indonesia. 
Permasalahan:
1.  Sebagaimana kita ketahui dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik akan terjalin interaksi/kedekatan/ikatan secara emosional yang membantu proses perkembangan peserta didik secara  psikologi. Bila peran pendidik digantikan oleh Artificial Intelligence berupa robot, apakah kedekatan ini akan dapat tetap terjadi dalam proses pembelajaran untuk perkembangan psikologi peserta didik tersebut?
2.  Bagaimanakah menurut anda penerapan Artificial Intelligence di Indonesia dalam hal pendidikan kimia saat ini ?
3.   Apakah anda pernah merasakan manfaat atau dampak negatif dari Artificial Intelligen selama anda menempuh pendidikan ?

Komentar

  1. untuk menjawab soal nomor 1, menurut saya robot hanya bisa dijadikan media tambahan bukan mengganti posisi guru dikelas. karena proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik akan terjalin interaksi/kedekatan/ikatan secara emosional yang membantu proses perkembangan peserta didik secara psikologi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tanggapannya saya setuju jika obot hanya bisa dijadikan media tambahan bukan mengganti posisi guru dikelas tetapi apakah bila melihat perkembanagn teknologi AI saat ini seperti siri yang dapat merespon permintaan kita melalui suara, apakah tidak ada kemungkinan peran guru ini dapat tergantikan?

      Hapus
  2. saya akan menjawab pertanyaan fira yakni Apakah anda pernah merasakan manfaat atau dampak negatif dari Artificial Intelligen selama anda menempuh pendidikan ?

    saya pernah merasakan manfaat dari AI yakni dengan adanya AI data atau apapun yang ingin saya ketahui dan pahami dapat saya pelajari melalui perangkat AI namun dampak negatif nya secara tidak langsung saya sangat bergantung pada perangkat AI (google) namun hanya pada beberapa segi, tidak secara menyeluruh. untuk menyelesaikan segala sesuatu pertanyaan/masalah yang timbul didalam proses pendidikan yang saya tempuh (contohnya pada permasalahan yang menuntut pemikiran saya secara personal)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atau tanggapannya kak rini dari manfaat tersebut dapatkah kakak beri inovasi dari manfaat itu ?
      dan bagaimana menurut kakak cara kita menanggulangi dampak negatif yang kakak sebutkan tersebut?

      Hapus
    2. saya juga pernah merasakan dampak negatif maupun postiif dari AI. saya ambil contoh dari segi kalkulator dampak negatif nya yaitu secara tidak langsung saya jadi ketergantungan dengan segala sistem yang lebih modern dan menjadi malas menghitung secara manual karna membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan dampak postif nya pekerjaan menjadi lebih cepat terselesaikan

      Hapus
    3. terima kasih atas tanggapannya rini saya sependapat bahwa dampak postif yang dapat dihasilkan yaitu pekerjaan menjadi lebih cepat terselesaikan

      Hapus
  3. Saya setuju dengan pendapat tri, disini robot tidak menjadi pemeran utama dalam pembelajaran kimia. Robot hanya sebagai media tambahan dan hanya mengajarkan mengenai pengetahuan dari siswa yang tidak tahu menjadi tahu namun belum bisa menjalin kedekatan emosional kepada antar siswa. Dan itu akan menjadi peran guru nantinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tanggapannya kak fanny, saya sependapat bahwa robot tidak menjadi pemeran utama dalam pembelajaran kimia. Robot hanya sebagai media tambahan dan hanya mengajarkan mengenai pengetahuan dari siswa yang tidak tahu menjadi tahu namun belum bisa menjalin kedekatan emosional kepada antar siswa. Dan itu akan menjadi peran guru nantinya. bagaimana cara kita memastikan hal tersebut?

      Hapus
  4. saya akan menjawab permasalahan yang pertama, peran guru dalam menghadapi psikologis siswa tidak dapat tergantikan sperti halnya yang anda sebutkan interaksi/ kedekatan/ ikatan antar guur dan siswa itu adalah hubungan yang emosional, hal ini tidak dimiliki oleh AI atau robot yang tugasnya hanya membantu guru dalam penerapan pembelajaran di kelas, mempermudah penjelasan/penyampaian materi kimia yang abstrak, sehingga guru juga bisa fokus pada permasalahan apa yang dihadapi siswa dan penilaian pada diri siswa secara keseluruhan baik itu kognitif, fektif dan psikomotor siswa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan kk melda bahwa peran guru dalam menghadapi psikologis siswa tidak dapat tergantikan sperti halnya yang anda sebutkan interaksi/ kedekatan/ ikatan antar guur dan siswa itu adalah hubungan yang emosional, hal ini tidak dimiliki oleh AI atau robot yang tugasnya hanya membantu guru dalam penerapan pembelajaran di kelas. Dan juga AI ini sudah tersystem sedangkan otak manusia tidak ada batasnya.

      Hapus
    2. betul sekali, saya juga sependapat bahwa peran guru dalam menghadapi psikologis siswa tidak dapat tergantikan sperti halnya yang anda sebutkan interaksi/ kedekatan/ ikatan antar guru dan siswa itu merupakan hubungan emosional, hal ini tidak dimiliki oleh AI atau robot yang tugasnya hanya membantu guru dalam penerapan pembelajaran di kelas, mempermudah penjelasan/penyampaian materi kimia yang abstrak, sehingga guru juga bisa fokus pada permasalahan apa yang dihadapi siswa dan penilaian pada diri siswa secara keseluruhan baik itu kognitif, fektif dan psikomotor siswa

      Hapus
    3. terima kasih atas tanggapannya teman-teman sekalian, saya sependapat bahwa eran guru dalam menghadapi psikologis siswa tidak dapat tergantikan sperti halnya yang anda sebutkan interaksi/ kedekatan/ ikatan antar guur dan siswa itu adalah hubungan yang emosional, hal ini tidak dimiliki oleh AI atau robot yang tugasnya hanya membantu guru dalam penerapan pembelajaran di kelas, Dan juga AI ini sudah tersystem sedangkan otak manusia tidak ada batasnya.

      Hapus
  5. Saya setuju dengan pendapst saudari tri, rini dan rifanny.
    Dimana robot hanya bisa dijadikan media tambahan bukan mengganti posisi guru dikelas.

    Memang benar contohnya dalam Kurikulum untuk siswa atau mahasiswa bisa dituangkan dengan sistem perangkat lunak AI. Kemudian, belajar bisa dilakukan menggunakan perangkat seperti smartphone, tablet, dan laptop. Dengan demikian, guru hanya 'dipakai' untuk merancang kurikulum yang dituangkan dalam teknologi AI.

    Menurut saya,guru pekerjaan yang tidak akan mungkin di­gantikan sepenuhnya oleh robot di masa depan. Pasalnya, proses pen­di­dikan tidak hanya sebatas mem­peroleh pengetahuan akademis me­lain­kan proses membentuk karak­ter manusiawi melalui interaksi alamiah antara guru dan anak yang juga sama-sama manusia. Robot tak akan mungkin bisa mengajarkan apa itu simpati, empati, kesedihan, sukacita, tawa, bahagia, dan emosi lainnya yang hanya manusia bisa menga­laminya. Bagaimana pula robot bisa mengakomodir cara belajar anak yang beragam, menghadapi tuntutan orang tua, merancang program yang akan dilakukan esok hari, dan peker­jaan lainnya yang menuntut kecer­dasan emosional lainnya?

    BalasHapus
  6. menurut saya, mungkin saat ini memang belum banyak AI yang membantu perkembangan psikologi. tetapi ketika kita saja memakai AI , lalu AI merespon dengan baik, itu sudah membuat kita puas dan dari sini secara psikologis kita menganggap AI merupakan teman/guru yang mampu memberi kita informasi yang kita butuhkan.

    menurut saya, belum terlalu maksimal penggunaannya karena masih banyak guru yang belum menerapkan AI kedalam pembelajaran kimia. contoh dalam beberapa pembelajaran yaitu materi stoikiometeri dan redoks yang masih membutuhkan penjabaran dari guru
    3. Apakah anda pernah merasakan manfaat atau dampak negatif dari Artificial Intelligen selama anda menempuh pendidikan ?

    BalasHapus
  7. Dalam pendidikan AI sangat berperan dalam menyampaikan segala informasi dan pengelaman belajar yang akan membuat peoses belajar mengajar lebih efektif. Dengan menggunakan media-media pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik artificial intelligence, pebelajar/learner dapat belajar tanpa harus berhadapan langsung berhadapan dengan guru, dan informasi dalam media-media pendidikan tentunya akan lebih mempermudah dan meringankan tugas guru/pendidik dalam mentransformasikan ilmu dan pengalaman belajar mereka terhadapa peserta didik.

    BalasHapus
  8. saya akan menjawab permasalahan yang pertama :
    Sebagaimana kita ketahui dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik akan terjalin interaksi/kedekatan/ikatan secara emosional yang membantu proses perkembangan peserta didik secara psikologi. Bila peran pendidik digantikan oleh Artificial Intelligence berupa robot, apakah kedekatan ini akan dapat tetap terjadi dalam proses pembelajaran untuk perkembangan psikologi peserta didik tersebut?
    Menurut pendapat saya peran guru dalam menghadapi psikologis siswa tidak dapat tergantikan seperti halnya yang anda sebutkan interaksi/ kedekatan/ ikatan antar guru dan siswa itu adalah hubungan yang emosional, hal ini tidak dimiliki oleh AI atau robot yang tugasnya hanya membantu guru dalam penerapan pembelajaran di kelas kerena robot tidak menjadi pemeran utama dalam pembelajaran kimia. Robot hanya sebagai media tambahan dan hanya mengajarkan mengenai pengetahuan dari siswa yang tidak tahu menjadi tahu namun belum bisa menjalin kedekatan emosional kepada antar siswa. Dan itu akan menjadi peran guru nantinya

    BalasHapus
  9. Berkenaan dengan ini "Sebagaimana kita ketahui dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik akan terjalin interaksi/kedekatan/ikatan secara emosional yang membantu proses perkembangan peserta didik secara psikologi. Bila peran pendidik digantikan oleh Artificial Intelligence berupa robot, apakah kedekatan ini akan dapat tetap terjadi dalam proses pembelajaran untuk perkembangan psikologi peserta didik tersebut?"
    Perlu di perjelas robotnya seperti ap terlebih dahulu, zaman sekarng saja sudah ada robot yang bisa bertingkah seperti layaknya manusia,
    Bekenaan dengan kedekatan, banyak cara bisa membangun rasa sepwrti ini, sekarang canggih, bnyak media yg bisa digunakan walaupun trpisah jarak terasa dekat, suatu hari ini bukan hambatan menurt saya.

    BalasHapus
  10. trend artificial dlam pembelajaran memang sangat membantu memvisualkan hal yang abstrak. terutama pada pembelajaran kimia. namun peran guru dikelas tetap tidak tergantikan. interaksi antara guru dan siswa dan pendekatan secara emosional tidak bisa digantikan oleh robot.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi 5: Prinsip Desain Sistem Pembelajaran

Materi 9: Tren Internet of Thing dalam Pembelajaran Kimia

Materi 14: Inovasi Sintak Model Pembelajaran Learning Cycle (5E) dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif